Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Gempa Donggala tidak Berhubungan dengan Gempa Aceh 2004

Amiruddin Abdullah Reubee
29/9/2018 18:05
Gempa Donggala tidak Berhubungan dengan Gempa Aceh 2004
Warga melihat bangunan pusat perbelanjaan yang ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018)(ANTARA/Rolex Malaha)

GEMPA bumi 7,4 skala Richter hingga terjadi gelombang tsunami di Palu-Donggala pada Jumat (28/9) tidak ada hubungan langsung dengan lokasi rawan gempa, Provinsi Aceh.

Gempa 9,1 SR dan gelombang besar tsunami setinggi sekitar 30 meter (100 ft) yang pernah melanda Aceh, 14 tahun lalu, yakni 26 Desember 2004, tidak satu jalur dengan lokasi fenomena alam yang terjadi di Sulawesi itu.

Gempa tsunami Aceh bersumber dari sesar Indonesia-Australia menabrak dan menunjang ke bawah lempeng Eurasia, sedangkan gempa bumi di Pulau Sulawesi itu akibat pataha sesar Palu-Koro. Secara teori, gempa dan tsunami Palu-Donggala tidak ada pengaruh langsung ke Aceh.

"Bisa dikatakan tidak ada hubungan dengan Aceh. Walaupun Aceh juga daerah rawan gempa" kata Eridawati, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mata Ie Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Dikatakannya, gempa di Palu-Donggala tidak memicu kondisi di Provinsi Aceh. Apalagi, kedua dareah itu berada sangat jauh dan bukan di lempeng yang sama.

"Kesamaan tsunami Palu-Donggala dengan tsunami yang pernah terjadi di Aceh, karena sama-sama dipicu oleh gempa dangkal di bawah permukaan laut," tutur Eridawati.

Namun, sebagai lokasi yang juga rawan gempa bumi, masyarakat Aceh perlu waspada terhadap fenomena alam itu. Karena, walaupun tidak terkait dengan Sulawesi, Aceh juga sering terjadi gempa kapan saja.

Kepala BMKG Mata Ie Aceh Besar itu mengharapkan, setiap keluarga harus memiliki Prosedur Standar Operasi (SOP) saat menghadapi gempa bumi. Hal itu perlu untuk mengantisipasi kemungkinan buruk ketika bencana alam itu datang.

Misalnya, orangtua harus membekali pengetahuan kepada anak dan anggota keluarga lainya. Untuk menghindari korban saat gempa segera keluar rumah atau mencari tempat yang lebih aman.

Lalu anak sekolah yang sedang berada di ruang belajar, setidaknya berlindung di bawah meja atau bangku guna terhindar dari benda keras yang berjatuhan. Kalau setelah gempa, air laut mulai surut, segera menjauh dari bibir pantai.

"Aceh sangat rawan terjadi gempa, tapi tidak tahu kapan saja terjadi. Perlu waspada setiap saat. Bukan gempa bumi menewaskan manusia, tapi efek dari fenomena alam itu bisa mengundang bencana sehingga terjadi kerusakan dan jatuh korban jiwa," tutur Eridawati. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya