Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Ratusan Guru Honorer di Kecamatan Pacet Mogok Mengajar

Benny Bastiandy
27/9/2018 16:30
Ratusan Guru Honorer di Kecamatan Pacet Mogok Mengajar
( (MI/BENNY BASTIANDY))

RATUSAN guru honorer kategori 2 (K2) dan non-K2 di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mogok mengajar. Aksi yang dilakukan sejak Rabu (26/9) itu merupakan bentuk protes terhadap tidak jelasnya nasib mereka dalam rekrutmen seleksi calon pegawai negeri sipil (PNS).

"Jumlah guru honorer di Kecamatan Pacet sebanyak 194 orang. Sudah dua hari ini kami mogok mengajar karena belum ada kejelasan soal pengangkatan sebagai CPNS," kata Koordinator Forum Tenaga Honorer K2 Kecamatan Pacet, Dasep Rohendi, Kamis (27/9).

Mereka menuntut pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi memerhatikan guru honorer K2 maupun non-K2. Di Kecamatan Pacet guru honorer K2 tercatat sebanyak 52 orang dan sisanya 142 orang merupakan guru honorer non-K2.

"Tuntutan kami tak muluk-muluk. Kami ingin Peraturan Menpan-RB Nomor 6/2018 menyangkut batasan usia pengangkatan honorer menjadi CPNS dicabut dan bagi honorer K2 bisa mendapatkan surat penugasan dari bupati. Termasuk juga honor yang diterima disesuaikan dengan UMK (upah minimum kabupaten)," jelasnya.

Aksi mogok mengajar rencananya akan dilakukan selama empat hari. Selama mogok mengajar, semua guru honorer memilih berdiam di masing-masing rumah mereka.

"Rencananya kami akan melakukan aksi mogok mengajar selama empat hari terhitung sejak Rabu (26/9)," ujarnya.

Plt Kepala SDN Wiyanaloka di Desa Cibodas, Indriati, menyebutkan jumlah guru di sekolahnya sebanyak 14 orang. Sebanyak 12 orang di antara mereka merupakan guru honorer berstatus honorer.

"Sejak dua hari ini yang mengajar hanya dua orang berstatus PNS," terang Indri, Kamis (27/9).

Dua guru honorer berstatus PNS terpaksa harus berbagi tugas agar kegiatan belajar mengajar tak terganggu. Pemberian materi mata pelajaran dilakukan secara berkeliling ke tiap kelas.

"Ya kami bagi-bagi saja. Misalnya kelas 1 dulu, kemudian kelas 2. Mudah-mudahan dengan guru seadanya ini kegiatan belajar mengajar tak terganggu," tandasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya