Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
JUMLAH korban gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali terus bertambah. Tercatat hingga Senin (13/8), gempa tersebut menyebabkan 436 orang meninggal dunia.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebaran korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Denpasar 2 orang. Jumlah 436 orang meninggal dunia tersebut adalah korban yang sudah terdata oleh Kepala Desa dan Bintara Pembina Desa (Babinsa)
"Korban yang sudah terverifikasi dan ada surat kematian di Dinas Dukcapil tercatat 259 orang. Sisanya dalam proses administrasi di Dinas Dukcapil masing-masing kabupaten. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan resmi yang diterima Media Indonesia , Senin (13/8).
Korban luka-luka, imbuh Sutopo, tercatat 1.353 orang, 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Lombok Utara adalah daerah yang paling terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa.
Sementara itu, menurut dia jumlah pengungsi sering berubah. Hal itu disebabkan banyak pengungsi yang pada siang hari kembali ke rumahnya atau bekerja di kebunnya. Pada malam hari, mereka kembali ke pengungsian.
Berdasarkan data dari Posko Tanggap Gempa Lombok, pengungsi tercatat 352.793 orang. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang. Para pengungsi mendirikan tenda bantuan dari BNPB, TNI, Polri, Kemensos, Kementerian PU Pera, Pemda, NGO dan lainnya.
"Pendataan pengungsi terus dilakukan. Pengungsi kembali ke tenda penampungan rata-rata pada sore atau malam hari," tuturnya.
Hingga hari ini, evakuasi korban yang tertimbun bangungan runtuh dan longsor masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Distribusi bantuan logistik ke pengungsi juga terus dilanjutkan ke seluruh pelosok daerah yang terdampak gempa.
Ia menjelaskan kendala yang dihadapi dalam distribusi logistik ialah banyaknya akses jalan yang rusak. Selain itu, minimnya transportasi bantuan logistik untuk disalurkan ke pengungsi yang berada di perbukitan karena jalur tersebut sempit dan banyak kendaraan lalu lalang.
"Untuk mengatasi ini, tiga helicopter dari BNPB, TNI dan Basarnas digunakan untuk distribusi bantuan ke daerah terisolir," kata Sutopo.
Kebutuhan mendesak bagi para pengungsi antara lain tenda, selimut, makanan siap saji, terpal alas tidur, MCK, air bersih, perbaikan jaringan komunikasi, penerangan atau listrik, kendaraan untuk distribusi logistik, dan kebutuhan dasar sehari-hari. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved