Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

UMS Tidak Tarik Mahasiswa KKN dari Lombok 

Ferdinand
10/8/2018 14:15
UMS Tidak Tarik Mahasiswa KKN dari Lombok 
(situs resmi UMS)

UNIVERSITAS Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sukoharjo, Jawa Tengah tidak akan menarik mahasiswa yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Rektor UMS, Sofyan Anif, menilai keberadaan mereka justru sangat dibutuhkan saat ini untuk membantu masyarakat di sana yang sedang mengalami kesusahan setelah diguncang gempa bumi. 

"Saya sebagai rektor merasa justru lebih penting dipertahankan dari pada di tarik, karena lebih bermanfaat," katanya melalui sambungan telpon dari Kota Mataram, Jumat (10/8). 

Sofyan menjelaskan, di dalam struktur organisasi Muhammadiyah mulai dari pusat hingga daerah ada lembaga penanggulangan bencana, ada hizbul wathan yang didirikan untuk pengabdian masyarakat. Serta Lazismu yang sekarang ditugasi mengkoordinasikan bantuan dari semua amal usaha untuk korban gempa di Lombok. 

Inilah bedanya perguruan tinggi Muhammadiyah dengan perguruan tinggi lain. Di dalam struktur organisasi Muhammadiyah memiliki fitrah yang cukup banyak. Perguruan tinggi lain, lanjut Sofyan, tidak memiliki fitrah seperti itu. Maka ketika ada gempa mereka khawatir akhirnya mahasiswa KKN ditarik. 

Sofyan menyatakan, filosofi KKN adalah membangun karakter dan softskill. Membangun softskill di sini bukan hanya tahu tentang ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu. 

Mahasiswa dikatakan memiliki softskill kalau mereka mempunyai kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, bahkan memberikan solusi untuk problem yang dihadapai masyarakat di lokasi. 

"Di lombok sedang ada gempa, itu problem besar. Saya melihat ketika kita punya mashasiswa dan di tempat itu ada problem besar kemudian ditarik tampaknya tidak baik, tidak peka terhadap kondisi sosial, tidak ada kepedulian," tegasnya. 

Dengan problem besar seperti gempa, kata dia, mahasiswa diminta untuk terjun bersama dengan komponen Muhammadiyah yang lain untuk menolong para korban, sehingga akan muncul karakter empati, tanggung jawab terhadap problem masyarakat. 

UMS, lanjut Sofyan, punya pemikiran berbeda dengan perguruan tingi non-Muhammadiyah. Dia juga membantah adanya pemberitaan yang menyebutkan UMS tidak tanggap terhadap kondisi dan permintaan mahasiswa yang merengek minta pulang. Sofyan menegaskan itu semua salah. 

"Kami ini sekarang berada di lokasi bersama mahasiswa, mereka tidak ada yang merengek merintih seperti diberitakan minta pulang. Memang ada satu kemarin berdasarkan pemrintaan orang tuanya, sudah kami penuhi," katanya. 

Sofyan menyatakan, kegiatan KKN 22 mahasiswa UMS di Lombok tetap akan dipertahankan sampai sesuai jadwal penarikan pada 27 Agustus mendatang.Keputusan itu sudah melalui kajian dan survei yang memastikan bahwa para mahasiswa di lokasi aman. 

Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram yang menjadi orang tua angkat mahasiswa KKN UMS mengatakan, peserta KKN saat ini menempati gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Mataram. Mereka dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. 

"Tidak ada yang minta pulang. Tadi saya dan Pak Rektor tanya, mereka senyum-senyum saja," katanya. 

Peserta KKN dari fakultas geografi, Rustam Afandi membenarkan pernyataan rektor dan ibu angkatnya tersebut. Dia mengatakan kondisi rekan-rekannya baik-baik saja dan tetap melakukan kegiatan. Termasuk membantu menerima dan menyalurkan bantuan kepada warga korban gempa. 

"Memang ada satu mahasiswa yang kemarin orang tuanya ingin agar dipulangkan, dan sudah diijinkan oleh fakultas," katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya