Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Pembangun Kepedulian Saksi Bisu di Rengasdengklok

Cikwan Suwandi
01/8/2018 20:10
Pembangun Kepedulian Saksi Bisu di Rengasdengklok
(Ist)

FORUM Pemuda Peduli Sejarah Karawang (FPPSK), Jawa Barat, menggelar aksi penggalangan dana untuk perbaikan rumah sejarah Kewedanaan Rengasdengklok di Jalan Proklamasi.

Juru bicara FPPSK Dharma Putra Gautama, Rabu (1/8),  mengatakan Kewedanaan Rengasdengklok di Jalan Proklamasi, Karawang, Jawa Barat. Merupakan saksi bisu penting dalam masa kemerdekaan Indonesia.

Menurut Dharma, pada 16 Agustus 1945 masyarakat Rengasdengklok melakukan penurunan bendera Jepang di kantor kewedanaan di Desa Rengasdengklok Selatan. Kemudian melakukan upacara menaikkan bendera Merah Putih.

Tujuan melakukan penurunan bendera Jepang dan upacara, lanjut Dharma, dilakukan untuk menekan percepatan kemerdekaan kepada Soekarno dan Mohammad Hatta yang saat itu sudah ada di rumah Dijauw Kie Siong yang tidak jauh dari kantor kewedanaan.

"Saksi bisu ini merupakan bagian penting dalam sejarah kita," kata Dharma kepada Media Indonesia, Rabu (1/8).

Namun kondisi gedung kewedanaan sungguh memprihatinkan seperti rumah Dijauw Kie Siong yang juga tak pernah dilirik oleh pemerintah. Gedung kewedanaan saat ini hanya digunakan sebagai tempat parkir liar.

Untuk itu, rencananya FPPSK akan menggelar kegiatan pada tanggal 16-17 Agustus di Gedung Kewedanaan Rengasdengklok dengan peluncuran buku Rengasdengklok Undercover dan mereka ulang kejadian 16 Agustus 1945.

"Sebelum melakukan kegiataan itu. Kita akan memperbaiki. Untuk dana perbaikan, kita menggalang donasi di kitabisa.com," kata Dharma.

Setelah perbaikan, gedung kewedanaan akan dijadikan museum sejarah Rengasdengklok. Aksi donasi itu pun dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat atas peninggalan sejarah dan menyindir pemerintah atas peninggalan sejarah.

"Yang kami catat ada sekitar 120 peninggalan sejarah penting dari bangunan, benda-benda peninggalan sejarah. Bahkan saksi-saksi sejarah tak pernah pemerintah catat atau bukukan," pungkas Dharma. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya