Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
KEMARAU sudah membuat kering sejumlah waduk dan embung di wilayah Solo Raya yang meliputi enam kabupaten dan satu kota. Namun petani pengguna irigasi Dam Colo Timur masih tercukupi kebutuhan air, yakni yang berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen.
"Ya kita masih terus berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta I selaku operator Waduk Gajah Mungkur yang mengalirkan air ke Dam Colo, dan juga berembug dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo selaku pemegang regulasi pemanfaat air irigasi. Semua masih mencukupi, namun harus mulai dijadwal lebih rapi lagi, agar air bisa dimanfaatkan secara merata baik di Colo Timur maupun Barat," tutur koordinator Petani Colo Timur, Sarjanto Jigong, Selasa (31/7).
Secara teknis pengelolaan tanaman pangan, khusus padi, masih bisa dimaksimalkan dan tidak perlu dikhawatirkan akan mengalami puso.
Kekeringan yang mengancam pusao tanaman padi terjadi di wilayah Sragen utara, juga wilayah Sragen lain yang tidak masuk di wilayah irigasi Colo. Pasalnya, enam waduk kecil dan puluhan embung sudah tidak mampu lagi menyimpan air.
Data yang diperoleh Media Indonesia di DPUPR Sragen, menyebutkan tiga dari tujuh waduk sudah mengering. Dan empat tersisa yang masih menyimpan air, hitungan krisis air tinggal menghitung hari dan maksimal dua pekan ke depan. Padahal kekeringan di Sragen diprediksi sampai Oktober mendatang.
Tiga waduk yang mengering di Sragen adalah Waduk Gebyar, Waduk Botok,
dan Waduk Gembong. Petani tidak lagi berani menanam padi, dan menggantinya dengan tanaman kacang-kacangan atau palawija. Bahkan
sebagian petani membiarkan lahannya tidak ditanami apa pun. Total lahan yang kering mencapai 4.184 hektare.
Empat waduk tersisa, yakni Blimbingan, Kembangan, Brambang, dan Ketro masih tersedia air tetapi terus menipis, dan hanya tinggal menghitung hari. Kabid Pengairan DPUPR Sragen Sapardi mengatakan, empat waduk tersisa itu meski masih memiliki debit air, sudah sulit untuk mengairi sawah terjauh. "Airnya paling tinggal untuk beberapa hari," ujarnya.
Sementara itu, 46 embung di Sragen yang dalam keadaan normal bisa menyimpan air 5,96 juta m3 untuk kebutuhan irigasi pertanian seluas 2.008 hektare, sudah lebih dari separuh yang kering kerontang. Ada tersisa 14 embung yang menyisakan air tampungan hujan yang tidak begitu banyak di Karangmalang, Gesi, Mondokan, Jenar, Kedawung, Tangen, Sragen, Tanon, dan Sukodono.
Terkait dengan kondisi waduk dan embung yang kering inilah, DPUPR Sragen terus berkoordinasi dengan BBWSBS, untuk mengantisipasi kekurangan air bagi lahan pertanian di sepanjang aliran Colo Timur. Sejauh ini debit air di Waduk Gajah Mungkur sudah berkurang banyak, dan yang dialirkan ke Colo Timur hanya 12 m3 per hari, untuk sawah di tiga kabupaten, yakni Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved