Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Petani Terselamatkan Irigasi Dam Colo Timur

Widjajadi
31/7/2018 18:30
Petani Terselamatkan Irigasi Dam Colo Timur
(MI/Widjajadi)

KEMARAU sudah membuat kering sejumlah waduk dan embung di wilayah  Solo Raya yang meliputi enam kabupaten dan satu kota. Namun petani  pengguna irigasi Dam Colo Timur masih tercukupi kebutuhan air, yakni yang berada di wilayah Kabupaten  Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. 

"Ya kita masih terus berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta I selaku  operator Waduk Gajah Mungkur yang mengalirkan air ke Dam Colo, dan juga  berembug dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo selaku pemegang  regulasi pemanfaat air irigasi. Semua masih mencukupi, namun harus mulai  dijadwal lebih rapi lagi, agar air bisa dimanfaatkan secara merata baik  di Colo Timur maupun Barat," tutur koordinator Petani Colo Timur,  Sarjanto Jigong, Selasa (31/7).

Secara teknis pengelolaan tanaman pangan, khusus padi, masih bisa  dimaksimalkan dan tidak perlu dikhawatirkan akan mengalami puso. 
Kekeringan yang mengancam pusao tanaman padi terjadi di wilayah Sragen utara, juga wilayah Sragen lain yang tidak masuk di wilayah irigasi Colo. Pasalnya, enam waduk kecil dan puluhan embung sudah tidak mampu lagi  menyimpan air.

Data yang diperoleh Media Indonesia di DPUPR Sragen, menyebutkan tiga  dari tujuh waduk sudah mengering. Dan empat tersisa yang masih menyimpan air, hitungan krisis air tinggal menghitung hari dan maksimal dua pekan  ke depan. Padahal kekeringan di Sragen diprediksi sampai Oktober mendatang.

Tiga waduk yang mengering di Sragen adalah Waduk Gebyar, Waduk Botok, 
dan Waduk Gembong. Petani tidak lagi berani menanam padi, dan  menggantinya dengan tanaman kacang-kacangan atau palawija. Bahkan 
sebagian petani membiarkan lahannya tidak ditanami apa pun. Total lahan yang kering mencapai 4.184 hektare.

Empat waduk tersisa, yakni Blimbingan, Kembangan, Brambang, dan Ketro  masih tersedia air  tetapi terus menipis, dan hanya tinggal menghitung  hari. Kabid Pengairan DPUPR Sragen Sapardi mengatakan, empat waduk tersisa itu meski masih memiliki debit air, sudah sulit untuk mengairi  sawah terjauh. "Airnya paling tinggal untuk beberapa hari," ujarnya.

Sementara itu, 46 embung di Sragen yang dalam keadaan normal bisa menyimpan  air 5,96 juta m3 untuk kebutuhan irigasi pertanian seluas 2.008 hektare,  sudah lebih dari separuh yang kering kerontang. Ada tersisa 14 embung  yang menyisakan air tampungan hujan yang tidak begitu banyak di   Karangmalang, Gesi, Mondokan, Jenar, Kedawung, Tangen, Sragen, Tanon,  dan Sukodono.

Terkait dengan kondisi waduk dan embung yang kering inilah, DPUPR Sragen terus berkoordinasi dengan BBWSBS, untuk mengantisipasi kekurangan air  bagi lahan pertanian di sepanjang aliran Colo Timur. Sejauh ini debit  air di Waduk Gajah Mungkur sudah berkurang banyak, dan yang dialirkan ke  Colo Timur hanya 12 m3 per hari, untuk sawah di tiga kabupaten, yakni  Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya