Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEJAK akhir tahun lalu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT), telah mencanangkan program Inovasi Desa. Salah satu tujuannya ialah untuk mempercepat proses pembangunan dan mengoptimalkan efektivitas penggunaan dana desa.
Program Inovasi Desa juga diharapkan dapat mendorong terjadinya pertukaran pengetahuan dan inovasi antardesa. Nantinya, setiap desa akan saling belajar, memperoleh masukan, dan alternatif kegiatan guna mengatasi persoalan pembangunan desa secara mandiri dan inovatif.
Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendes-PDTT Taufik Madjid, mengajak seluruh masyarakat agar berpartisipasi aktif menyukseskan program inovasi desa, khususnya terkait dengan penyebarluasan pengetahuan dan inovasi lewat berbagai saluran komunikasi.
"Adanya program inovasi kita harapkan bisa menjadi momentum dan menjaring komitmen para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam peningkatan kualitas pembangunan desa yang lebih inovatif," ujar Taufik di Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan, dalam program Inovasi Desa, pengembangan inovasi yang aplikatif bukan hanya bergantung pada teknologi tinggi atau pihak pemilik program, melainkan datang dari upaya-upaya dan inisiatif dari masyarakat maupun pemerintah.
Sebagai contoh, di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, diselenggarakan bursa inovasi desa sebagai wujud nyata inovasi desa. Pada kesempatan itu, berbagai komponen desa bertemu, bertukar gagasan, pengetahuan, dan inovasi yang nantinya dapat direplikasi di desa masing-masing.
Sementara itu, di Kabupaten Tabanan, Bali, pemerintah setempat mendorong setiap desa dan kelurahan melakukan inovasi penanganan sampah dengan membuat bank sampah dan rumah kompos. Inovasi tersebut sekaligus untuk mempertahankan penghargaan tertinggi nasional di bidang kebersihan, Adipura, yang telah diraih sebanyak tiga kali.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan, AA Raka Icwara, mengungkapkan selama ini biaya penanganan masalah sampah sangat besar, sedangkan pendapatan asli daerah sangat terbatas. "Dengan adanya inovasi, itu sangat bermanfaat, terutama untuk menekan biaya penanganan sampah," tutur dia.
Sementara itu, di bidang kesehatan, masyarakat Desa Haya-Haya, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, telah menjalankan program pos gizi sebagai upaya menurunkan angka kekerdilan. Bentuk program antara lain pembinaan dan pemantauan gizi secara langsung.
Program inovasi tersebut dimulai dengan memberikan pemahaman kepada remaja putri atau calon ibu tentang bahaya stunting. Seperti diketahui, stunting selain menjadi momok sebab menyangkut masalah kesehatan, juga dapat mengancam masa depan generasi penerus bangsa.
Dengan program pos gizi, Kabupaten Gorontalo telah berhasil menurunkan prevalensi stunting anak balita usia 0 bulan sampai 59 bulan, dari 40,7% pada 2015 menjadi 32,3% di 2017. Prevalensi kekerdilan bayi usia 0 bulan sampai 24 bulan turun dari 32,3% pada 2015 menjadi 28,4% pada 2016, dan turun lagi menjadi 24,8% pada 2017.
Jadi contoh
Menteri Desa-PDTT Eko Putro Sandjojo belum lama memberikan apresiasi kepada Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Bahkan, ia berjanji menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai percontohan untuk desa-desa lain di Indonesia.
"Saya melihat banyak inovasi dan ini bisa menginspirasi desa-desa lain di Indonesia. Birokrat saya juga kami minta untuk belajar ke Banyuwangi," tutur Eko.
Salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat di Desa Tamansari ialah membangun smart kampung dan homestay. Walhasil, pada 2017, desa tersebut didapuk Mendes-PDTT dengan penghargaan Desa Wisata Award.
Bukan itu saja. Inovasi lain dari Banyuwangi juga terlihat dengan adanya berbagai perubahan ke arah yang lebih baik khususnya di bidang pelayanan publik. Mulai tingkat kabupaten sampai ke desa.
Sementara itu, 111 desa di Kabupaten Toraja Utara tengah siap berinovasi dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Tujuannya agar semakin memperkukuh Kabupaten Toraja Utara sebagai salah satu tujuan destinasi wisata terbaik di Indonesia.
Soal pariwisata, desa-desa di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pun tak mau kalah. Para pelaku sadar wisata termasuk masyarakat dan pengelola tempat wisata dituntut untuk kreatif dan inovatif. Dinas Pariwisata setempat menargetkan pengelolaan desa wisata harus memenuhi standar internasional, selain mempertahankan kualitas pelayanan, juga menciptakan inovasi untuk pengembangan potensi pariwisata. (Mut/S2-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved