Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pasebaya Rekomendasi 16 Desa Terdampak Pindah ke Titik Aman

Arnoldus Dhae
12/7/2018 10:55
Pasebaya Rekomendasi 16 Desa Terdampak Pindah ke Titik Aman
(MI/Arnoldus Dhae)

PASEMETON Jaga Baya atau Pasebaya Gunung merekomendasikan 14 desa terdampak agar bergeser ke desa peyangga, utamanya bagi warga yang berada di radius 4 sampai 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Hal itu untuk keamanan dan kenyamanan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Sekretaris Pasebaya Gunung Agung I Wayan Suara Arsana menjelaskan, setelah dikaji dan dianalisa maka Pasebaya Gunung Agung merekomendasikan 14 desa penyangga yang dianggap aman dan nyaman. 

"Kami hanya merekomendasikan 14 desa yang terdampak itu, agar bergeser ke lokasi yang sudah ditentukan sesuai kesepakatan bersama dengan desa penyangga," ujarnnya, Kamis (12/7). 

Menurut Arsana, desa penyangga juga sudah ditentukan titiknya. Bahkan sudah ada kesepakatan antara desa berdampak dengan desa penyangga. 

"Kami dari Pasebaya sudah memegang semua data itu baik desa berdampak maupun desa penyanggah. Kesepakatan sudah ada, agar jangan sampai terjadi miskomunikasi lagi," tambahnya

Menurut Arsana, 16 desa berdampak itu pun tidak semua wilayah desa kena dampak karena ada zona desa yang sama tetapi jarak dari puncak kawah Gunung Agung masih jauh atau di atas 6 kilometer dan seterusnya. Jadi dalam satu desa tidak semuanya berdampak. Sementara desa penyangga, wilayahnya bisa menampung warga dari beberapa titik terdekat. 

"Kita membuat peta desa penyangga bagi 16 desa berdampak. Ini sesuai pengalaman dan fakta di lapangan. Desa berdampak bisa bergeser ke desa penyanggah supaya aman dan nyaman. Terserah pilihan warga maunya dimana. Karena kami menilai jika malam hari, sebaiknya warga berada di titik desa penyangga tersebut agar aman dan nyaman," ujarnya.

Ada pun 16 desa yang dimaksud adalah Desa Pempatan Atas, Desa Besakih Atas, Desa Sebudi, Desa Amerta Bhuana Atas, Desa Jungutan, Desa Bhuana Giri, Desa Ababi Atas, Desa Pidpid, Desa Nawakerti, Desa Data Atas, Desa Tulamben, Desa Dukuh, Desa Kubu dan Desa Ban Atas, Desa Budakelig, dan sebagian Desa Tianyar. 

Desa-desa yang disebutkan ini sering terjadi getaran, tedengar suara gemuruh, sering terkena debu vulkanik. Bahkan, pada letusan 2 Juli lalu yang diserta lontaran lava pijar, terjadi kebakaran hutan dan semak di lereng timur dan utara yang tidak ada penduduknya. Jaraknya melebihi 4 kilometer dari puncak kawah. 

Bila lontaran itu lava pijar mengarah ke lereng selatan dan barat, sudah pasti banyak warga yang terkena dampak dan tentu saja akan ada korban jiwa.

Pemetaan desa penyanggah dan desa berdampak sama sekali bukan berarti tidak mengindahkan arahan PVMBG. Rekomendasi zona bahaya saat ini hanya 4 kilometer dari puncak kawah. Pasebaya membuat pemetaan dan mapping desa berdampak dan desa penyanggah melebih radius 4 kilometer. 

"Kalau kita perhatikan dampak letusan strombolian yang melontarkan lava pijar, maka sebaiknya warga dengan radius 4 sampai 5 kilometer sebaiknya berada di desa penyanggah terutama pada malama hari," ujarnya. 

Dari pendataan dan pemetaan, diketahui ada 28 desa yang ada di lereng Gunung Agung dari total 78 desa di Kabupaten Karangasem. Dari 28 desa yang ada di lereng Gunung Agung, ada 16 desa yang ada di radius 4 sampai 6 kilometer yang masih dalam zona berbahaya. Sementara 12 desa lainnya berada di radius 7 sampai 12 kilometer. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya