Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

PVMBG Sebut Gunung Agung masih Berpotensi Meletus

Arnoldus Dhae
04/7/2018 18:30
PVMBG Sebut Gunung Agung masih Berpotensi Meletus
(ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

KEPALA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani menjelaskan, Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, hingga saat ini masih berpotensi untuk meletus sekalipun dengan intensitas yang kecil.

Untuk hari ini, data terakhir pada pukul 18.00 Wita, secara visual, aktivitas permukaan masih didominasi oleh kejadian erupsi maupun hembusan. Erupsi yang terjadi bersifat efusif yaitu berupa aliran lava ke dalam kawah maupun eksplosif yaitu berupa lontaran batu atau lava pijar maupun pasir dan abu. Penyebaran abu ke arah barat mengikuti arah angin.

Erupsi Strombolian terbesar terjadi pada 2 Juli 2018 pukul 21.04 Wita disertai suara dentuman dengan kolom abu tebal setinggi 2.000 meter di atas puncak dan lontaran batu atau lava pijar keluar area kawah secara radial sejauh 2 kilometer dari kawah Gunung Agung.
"Ancaman yang dapat membahayakan jiwa secara langsung seperti lontaran batu atau lava pijar masih terlokalisir dalam radius 4 kilometer," ujar Kasbani di Denpasar, Rabu (4/7).

Secara seismik, aktivitas Gunung Agung masih didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang mencerminkan adanya aliran fluida menuju ke permukaan yaitu berupa Gempa Low Frequency, Gempa Hembusan dan Gempa Letusan.

Kegempaan frekuensi tinggi yang mencerminkan peretakkan batuan di dalam tubuh gunungapi akibat pergerakan magma baru masih terekam dengan intensitas relatif rendah yaitu berupa gempa vulkanik (dalam maupun dangkal) dan gempa tektonik lokal.

Dominannya kegempaan dengan konten frekuensi rendah jika dibandingkan dengan konten frekuensi tinggi mencerminkan bahwa aliran fluida magmatik ke permukaan relatif lancar karena sistem cenderung terbuka.

Secara deformasi, pascaseri erupsi dalam satu minggu terakhir ini tubuh Gunung Agung mengalami tren deflasi seiring dengan berkurangnya tekanan fluida magmatik di dalam tubuh Gunung Agung. Pola deformasi meskipun cenderung deflasi.

Erupsi dapat terjadi pada saat pembangunan tekanan (inflasi) maupun pada fase penurunan tekanan (deflasi). Data deformasi masih mengindikasikan aktivitas Gunung Agung belum stabil dan masih rawan untuk terjadi erupsi.

Secara geokimia, gas magmatik SO2 masih terekam dengan fluks masih relatif tinggi, pada Selasa (3/7) kemarin fluks SO2 dalam kisaran 1.400-2.400 ton per hari dan pada hari ini flux SO2 dalam kisaran 400-1.500 ton/hari.

Citra satelit termal mengindikasikan bahwa aktivitas erupsi efusif masih berlangsung dengan volume pertumbuhan kubah lava pada kisaran 4-5 juta meter kubik dalam satu minggu terakhir ini. Volume kubah lava lama berkisar 23 juta meter kubik, sehingga volume total kubah lava 2017-2018 sekitar 50% dari volume kosong kawah.

Dari beberapa data ilmiah tersebut dapat disimpulkan bahwa pertama, Gunung Agung masih rawan untuk terjadi erupsi baik secara eksplosif (Strombolian maupun abu) dan efusif (aliran lava ke dalam kawah).

Data pemantauan multi-metode terkini mengindikasikan bahwa potensi untuk terjadinya erupsi besar yang disertai awan panas masih belum teramati. Aktivitas Gunung Agung masih berada dalam kondisi yang dinamis dan tren aktivitas dapat berubah sewaktu-waktu.

Kedua, ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi saat ini berupa lontara batu atau lava pijar di dalam hingga ke luar kawah, maupun hujan pasir dan abu yang arah penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin. Lahar hujan dapat terjadi jika terjadi hujan dan membawa material erupsi melalui aliran-aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Agung. Emisi gas vulkanik beracun kemungkinan masih berada di sekitar area kawah puncak.

Aktivitas Gunung Agung masih tinggi dan masih berpotensi terjadi erupsi sehingga disimpulkan tingkat aktivitasnya berada pada Level 3. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya