Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Bali meminta kepada Manajemen Obyek Wisata Pura Besakih agar selalu berkoordinasi dengan PVMBG untuk mengetahui situasi terkini Gunung Agung Bali untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta mengatakan, koordinasi dengan PVMBG sangat penting agar langkah antisipasi lebih cepat dilaksanakan bila terjadi kondisi darurat.
"Terus terang saja, pemerintah selalu kuatir dengan kondisi Gunung Agung akhir-akhir ini yang sering mengeluarkan hembusan asap dan abu. Kita khawatir jika objek wisata spiritual tersebut terkena dampak abu vulkanik. Jangan sampai ada korban jiwa, baik dari wisatawan, para pemedek dan para penglinsir yang sedang menggelar upacara," ujarnya di Denpasar, Rabu (4/7).
Pemerintah belum berani untuk menyatakan kawasan Besakih ditutup atau tidak karena situasi dan kondisi belum pasti. Apalagi Pura Besakih merupakan tempat yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Hindu Bali.
Kegiatan di Pura Besakih akan terus berlangsung setiap hari, begitu juga wisatawan masih terus berkunjung ke Pura Besakih. Oleh sebab itu Manajemen Operaional Pra Besakih harus terus berkoordinasi dengan PVMBG, agar segala info tebaru bisa diketahui.
Untuk memastikan program ini maka Manajemen Operasional Pura Besakih berkoordinasi langsung dengan Pemprov Bali melalui Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta.
"Kami berharap kondisi Gunung Agung akan tetap stabil, dan tetap aman terkendali. Karena dampak dari isu Gunung Agung yang beraktivitas, tidak hanya berdampak fisik di daerah sekitar, tetapi juga akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi seluruh masyarakat Bali khususnya pariwisata," ujar Wagub Sudikerta yang didampingi Assisten I, Ida Bagus Kade Subhiksu.
Sementara Plt Manager Manajemen Operasional Pura Besakih, I Wayan Ngawit menyampaikan bahwa sampai saat ini Pura Besakih tetap buka. Hembusan asap dan abu sama sekali tidak berdampak pada aktivitas
di Pura Besakih dan sekitarnya karena asap hembusan mengarah ke Barat dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas di Pura Besakih.
Masyarakat yang tangkil karena rangkaian upacara keagamaan tetap bisa bersembahyang dan melakukan prosesi. Hanya saja ia mengakui kunjungan wisatawan di Pura Besakih terjadi penurunan sampai 50%.
Penduduk di kawasan Besakih masih tetap berada di desanya masing-masing dan tidak mengungsi hanya 2 (dua) desa yang mengungsi yaitu Desa Temukus yang jaraknya 3,5 KM dan Desa Kesimpar yang berjarak 4 kilometer dari puncak Gunung Agung.
Alasan mereka mengungsi juga akibat akses menuju ke Desa tersebut harus melewati sebuah sungai tempat mengalirnya lahar dari puncak Gunung Agung, sehingga mereka takut kalau terjadi hujan dan air sungai meluap, desa mereka akan terisolasi dan akan sangat sulit untuk mendapatkan bantuan. Hal itu membuat warga memilih mengungsi mendahului ke tempat yang aman. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved