Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ORGANISASI Amatir Radio Indonesia (Orari) yang selama ini melayani informasi tentang Gunung Agung diganggu (jammed) frekuensi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Menurut Net Control Session (NCS) atau operator Orari I Wayan Eka Semara Putra, sudah dua hari Orari yang mengudara melalui frekuensi 146.800 ini tidak bisa menangkap sinyal siaran dengan baik.
"Dari bunyi yang ditangkap, bisa dipastikan jika frekuensi 146.800 itu diisengi, di-jammed orang tak dikenal. Akibatnya, saya sebagai operator tidak bisa memberikan informasi kepada masyarakat yang ada di 28 desa di lereng Gunung Agung," katanya di Denpasar, Rabu (4/7).
Menurutnya kondisi ini sangat berbahaya karena masyarakat yang ada di 28 desa di lereng Gunung Agung sangat membutuhkan informasi tentang Gunung Agung yang disiarkan Orari selama ini.
Menurutnya, kondisi penutupan frekuensi terjadi sejak Senin (2/7) malam lalu. Saat itu Orari Pasubayan Gunung Agung itu masih normal beroperasi seperti biasa. Selanjutnya, Gunung Agung dalam kondisi sangat berbahaya mengeluarkan lava pijar, hinggaterbakar di beberapa sisi. Saat Orari sedang menyampaikan banyak informasi kepada masyarakat tersebut, frekuensinya diganggu (jammed) oleh orang tak dikenal.
"Saat itu kami lagi menjelaskan kepada masyarakat di beberapa titik tentang kondisi terkini Gunung Agung, termasuk mengimbau masyarakat agar tidak panik, tetapi frekuensinya tiba-tiba terganggu dan sampai saat ini belum bisa beroperasi dengan baik. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan informasi tentang Gunung Agung untuk keselamatan diri dan kepentingan evakuasi," ujarnya.
Selaku operator atau NCS, Semara Putra meminta agar pihak-pihak yang mengganggu frekuensi 146,800 agar tidak lagi merusaknya atau mengganggu lagi.
"Ini demi keselamatan ribuan nyawa yang ada di 28 desa di lereng Gunung Agung. Bagaimana mungkin di tengah situasi genting akibat letusan Gunung Agung, masih ada orang yang dengan sengaja dan tega merusak frekuensi tersebut," ujarnya.
Adapun posisi operator Orari berada di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Desa Duda Utara itu masuk dalam KRB 2 yang sangat rawan bencana bila Gunung Agung meletus. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved