Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Ruang Udara Bebas Abu Gunung Agung, Operasional Ngurah Rai Normal

Arnoldus Dhae
03/7/2018 13:49
Ruang Udara Bebas Abu Gunung Agung, Operasional Ngurah Rai Normal
Sejumlah penumpang mencari informasi jadwal penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali(ANTARA FOTO/Wira Suryantala)

BANDARA Ngurah Rai menilai, erupsi Gunung Agung pada Senin (2/7) malam, belum berdampak terhadap operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, seperti erupsi sebelumnya. Hingga Selasa pagi, operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai masih aman dan berjalan normal. Tak ada keputusan penutupan operasional bandara seperti terjadi pada Jumat (29/6) lalu.

Humas PT Angkasa Pura Ngurah Rai Arie Ashanurohim mengatakan, hasil pantauan Citra Satelit Cuaca Himawari terakhir pada pukul 11.00 WITA menunjukkan bahwa debu vulkanik bergerak ke arah barat, tetapi belum sampai menutup ruang udara Bandara Ngurah Rai Bali. Hasil paper test di seputar Ngurah Rai juga nihil debu vulkanik.

"Itulah sebabnya, operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai masih dinilai aman dan berjalan normal dan tidak ada yang perlu dikuatirkan. Namun pantauan citra satelit akan terus dievaluasi dan dianalisa untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya di Denpasar, Selasa (3/7).

Menurutnya, saat letusan Gunung Agung pada Senin malam, pihak Angkasa Pura menerima banyak pertanyaan dari banyak pihak tentang operasional bandara apakah masih normal atau tidak. "Kami terus menjelaskan, bahwa sekalipun terjadi letusan, bandara tetap beroperasi," ujarnya.

Hingga saat ini, tidak ada keputusan penutupan operasional bandara seperti terjadi pada Jumat (29/6) lalu. Hal ini mengacu pada data dari BMKG yang dikeluarkan pada Selasa (3/7) pagi sampai siang, berdasarkan SIGMET dan VAAC ketinggian erupsi mencapai 12 ribu bergerak ke arah barat dengan kecepatan 10 knot, 17 ribu bergerak ke arah barat dengan kecepatan 30 knot dan 24 ribu kaki bergerak ke arah barat dengan kecepatan 25 knot.

Arah angin lap 10 ribu kaki dari timur-tenggara dengan kecepatan 15-20 knots. Arah angin 18 ribu kaki dari timur dengan kecepatan 30-40 knots, dan arah angin  24 ribu kaki dari timur laut–timur dengan kecepatan 15-25 knots.

Selain itu hasil pantauan RGB citra satelit cuaca Himawari memperlihatkan pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat – barat daya. Berdasarkan data observasi Stasiun Meteorologi Kelas 1 Ngurah Rai Denpasar tidak teramati adanya abu vulkanik.

“Saat ini masih status VONA ORANGE, namun karena ruang udara Bandara Ngurah Rai masih clean maka tidak ada keputusan penutupan operasional bandara seperti sebelumnya. Semua masih aman dan normal. Namun kami terus melakukan pemantauan”, tegasnya.

Saat ini Gunung Agung masih berstatus level III (siaga). Erupsi Gunung Agung pada Senin malam, membuat masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan diminta tak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya. Zona itu mencakup seluruh area dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual dan terbaru. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung diminta mewaspadai potensi ancaman aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.

Berdasarkan PVMBG di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, telah terjadi erupsi Gunung Agung pada Senin (2/7) pukul 21.04 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 kilometer. Kemudian pada Selasa (3/7), juga sudah dua kali letusan namun dengan intesitas yang sangat kecil dan hanya mengeluarkan debu vulkanik. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya