Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Erupsi Gunung Agung Munculkan Energi Termal Terbesar

Bayu Anggoro
29/6/2018 18:40
Erupsi Gunung Agung Munculkan Energi Termal Terbesar
( ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menilai aktivitas Gunung Agung masih didominasi emisi gas dan abu yang menyertai efusi lava ke dalam kawah yang terjadi akibat adanya pertumbuhan kubah lava dengan ketinggian kolom hembusan berada pada kisaran 1.500-2.500 meter di atas puncak.

Bahkan, pada Kamis (28/6) malam hingga Jumat (29/6) dini hari terlihat sinar api di atas kawah.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devi Kamil Syahbana, mengatakan, kondisi ini mengindikasikan kehadiran material lava segar di dalam kawah.

"Tapi intensitas emisi gas dan abu mengalami penurunan tajam pada pukul 05.00 pagi tadi," katanya saat dimintai konfirmasi dari Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/6).

Secara kegempaan, menurutnya, aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, masih didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang umumnya berkaitan dengan aktivitas aliran fluida. Jumlah mengalami peningkatan sejak Senin (25/6) kemarin yakni 15 kali per hari.

"Pada 28 Juni kemarin jumlahnya mencapai 69 gempa per hari," katanya.

Dia melanjutkan, berdasarkan pengamatan citra satelit termal, pada Jumat (29/6) ini terekam adanya titik panas (hotspot) di dalam kawah Gunung Agung dengan energi termal mencapai 819 megawatt.

Ini merupakan energi termal terbesar yang pernah terekam sepanjang krisis Gunung Agung dalam kurun waktu setahun ini. Pada periode erupsi akhir 2017 lalu, energy termal yang terekam maksimum mencapai 97 megawatt.

"Dari data pemantauan yang komprehensif, mengindikasikan bahwa fenomena emisi gas dan abu yang terjadi secara menerus dari kemarin hingga saat ini merupakan bagian dari erupsi Gunung Agung yang terjadi secara efusif, yaitu berupa aliran lava segar ke dalam kawah," katanya seraya menyebut hal ini juga diindikasikan dari tingginya energi termal yang terekam di kawah.

Dengan begitu, menurutnya hingga saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi panjang. Sebab, dari aktivitas yang terekam masih mengindikasikan bahwa sistem magmatiknya masih sangat dinamis dan belum stabil.

"Kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan analisis data dan potensi bahaya erupsinya, bahwa tingkat aktivitas Gunung Agung saat ini berada dalam status level 3 (siaga)," katanya.

Dia mengimbau warga di sekitar tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di dalam radius 4 km dari kawah.  Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman
bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.

"Mengingat masih adanya potensi ancaman bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA), maka diharapkan seluruh masyarakat khususnya yang bermukim di sekitar Gunung Agung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, maupun pelindung mata," katanya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya