Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Laut Pelabuhan Ratu nan Indah Suguhan Jalur Pansela

Yanurisa Ananta
01/6/2018 21:15
 Laut Pelabuhan Ratu nan Indah Suguhan Jalur Pansela
(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

KINI pemudik dengan tujuan Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur bisa lebih nyaman melalukan perjalanan mudik lewat Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa. Pasalnya, kini jalan untuk pengendara kendaraan roda empat atau roda dua sudah lebih nyaman. Terlebih, kilau pesona Laut Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, akan menyapa selama perjalanan.

Dari Jalan Bhayangkara, Sukabumi, arahkan kendaraan ke Jalan Raya Citarik-Jalan Nasional III-Jalan Raya Jayanti hingga terus menyusuri Jalan Pelabuhan Ratu. Di tengah perjalanan di Jalan Pelabuhan Ratu arahkan mobil ke Jalan Geopark Pelabuhan Ratu. Di simpang jalan tersebut terpasang papan kecil bertuliskan 'Daerah Latihan Kostrad 45 Km'.

Memasuki Jalan Geopark Pelabuhan Ratu, di sebelah kanan akan tampak jelas menara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pelabuhan Ratu. Di awal perjalanan, pemandangan pantai tidak tampak lantaran tertutupi pepohonan dan rumah warga. Mula-mula pemandangan persawahan hijau membentang sepanjang jalan. Kilau matahari menambah sempurna perjalanan.

Kondisi jalan pun terbilang bagus. Berbeda dari kondisi jalan setahun lalu, setidaknya menurut penuturan warga. Harun, 60, seorang warga Desa Sangrawayang yang masuk area akses ke Geopark Ciletuh mengatakan, jalan desa kini sudah dibangun jadi lebih baik. Jalan sejauh sekitar 40 Km itu dibangun dengan membelah daerah perbukitan.

"Dulu mah enggak begini. Jelek. Jalannya rusak berbatu. Warga kalau mau jalan lewat jalur di pinggir laut," tuturnya.

Selain laut, jalur Pansela ini menawarkan pemandangan sawah serta air terjun dari Curug Cimarinjung. Untuk sampai ke sana, ada beberapa wilayah desa yang harus dilalui di antaranya, Desa Loji, Desa Giri Mukti, dan Desa Sangrawayang.

Jalur ini memang tidak selalu mulus. Kendaraan harus menanjak dan menurun dengan curam. Tidak sedikit mobil yang tidak kuat menanjak. Namun, menurut penuturan Harun selama ini keadaan di wilayah aman saja.

Kendati demikian, tanjakan itu pun akan berbuah manis. Pasalnya, saat menanjak pemudik akan bisa melihat hamparan laut dari atas ketinggian. Juga terlihat jalur jalan yang dilintasi kendaraan mobil.

"Cuma hati-hati di sini juga rawan longsor. Akhir Maret kemarin di sini baru terjadi longsor. Kendaraan tersendat, warga yang membereskan semua tanah," kata Harun.

Jumlah pengendara mobil atau motor yang melewati jalur ini kian hari kian bertambah, lanjut Harun. Jelang puasa lalu, banyak terlihat rombongan mobil atau motor yang melintas di depan warungnya. Namun, ia tidak bisa memastikan apakah merek pergi mudik atau berwisata.

Kendati demikian, pengendara perlu berhati-hati bila mengemudi malam hari. Pasalnya, tidak ada lampu jalan khusus untuk menerangi jalur tersebut. Lampu hanya berasal dari warung-warung yang masih buka hingga malam hari. Terlebih, pembatas jalan berwarna hitam putih hanya terpasang di beberapa titik jurang yang curam.

"Ya, paling kalau malam malam harus lebih hati-hati karena belum semua ada lampu. Tapi yang lewat sini kan biasanya pengen lihat alam, kalau malam ya jadi rugi," jelasnya.

Sayangnya, untuk jalan pun tidak semua sudah bagus. Ketika keluar dari Jalan Geopark jalan tidak semulus sebelumnya. Jika mengarah lurus ke Tegal Buleud maka perjalanan akan melewati permukiman warga hingga tiba di destinasi yang bisa dikunjungi lainnya, yakni Pantai Ranca Buaya. (A-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya