Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SEBANYAK 13 dari 18 tenaga pengajar di Sekolah Dasar (SD) Kampung Arwanop dan Jagamin berhasil dievakuasi oleh aparat TNI ke Kota Timika, Kamis (19/4). Mereka dievakuasi lantaran trauma atas kekerasan fisik dan seksual oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB).
Dari 13 tenaga pengajar yang berhasil dievakuasi, 7 di antaranya merupakan wanita, sedangkan 6 lainnya merupakan laki-laki. Salah seorang tenaga guru wanita tersebut merupakan korban pemerkosaan KKSB.
Berdasarkan informasi yang diterima Media Indonesia, belasan tenaga pengajar dari Kampung Arwanop tiba di Heliped Penerbad Timika dalam keadaan syok berat dan trauma. Para tenaga pengajar korban kekerasan KKSB langsung dibawa ke Kantor Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Mimika.
Sedangkan salah satu di antaranya berinisial M yang menjadi korban pemerkosaan KKSB dibawa ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat Mimika untuk menjalani visum et refertum.
Adapun identitas para tenaga pengajar tersebut, yakni Rano Samsul, Natalis Babaubun, Agustinus Medi, Longginus Samderubun, Sarlota Anaktototi, Lusiana Hungan, Martha Mabesi, Melita, Alfrida Bubun, Ultari Pangloli, Herlina Dattu, Takheus Leftauw, Yosep Mayta, Andy Paliang, Berdiktus Mamapare, Januarius Jari, Marthen Miagoni, dan 1 orang identitas belum diketahui.
Komandan Brigif 20/IJK, Kolonel Inf Frits Pelamonia, di sela-sela evakuasi mengatakan, 18 tenaga pengajar ini guru kontrak dan guru Praktek Kerja Lapangan (PKL) dari salah satu universitas di Papua.
"Totalnya 18 orang, 7 wanita, dan 11 laki-laki. Namun, saat ini baru 13 orang yang dievakuasi, 5 orang masih berada di Kampung Arwanop menunggu proses evakuasi," kata Frits, Kamis (19/4).
Ia menyatakan, situasi keamanan di Kampung Arwanop dalam keadaan aman dan terkendali. "KKSB telah kami pukul mundur, anggota kami telah berjaga di Kampung Arwanop," kata dia.
Salah seorang guru kontrak SD Arwanop, Rano Samsul, yang juga korban kekerasan KKSB bercerita, penyanderaan terhadap para guru oleh KKSB terjadi pada Jumat (13/4) sekitar pukul 15.00 WIT.
Mereka, kata Rano, masuk ke perkampungan dengan cepat dan sempat melakukan penyanderaan selama 45 menit. Ia pun sempat menghitung jumlah anggota KKSB yang berkisar 20 orang dengan membawa senjata api dan senjata tajam.
"Kami tidak tahu apa maksud dan tujuan KKSB ke kampung itu. Kami semua para guru ditodong menggunakan senjata api di kepala," akunya.
Saat penyanderan, sambungnya, KKSB memisahkan antara pria dan wanita.
"Para sandera wanita disiksa dengan cara dipukul, ditendang, serta melakukan pelecehan seksual hingga menyebabkan trauma," katanya.
Selain melakukan kekerasan fisik, kata Rani, KKSB juga merampas 10 telepon genggam, empat laptop, serta bahan makanan dan pakaian milik para guru.
"Mereka semua merampas barang-barang kami, kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka bersenjata," ucapnya lagi.
Menurut keterangan Andi Sabirin, Guru PKL Kampung Jagamin, dia bersama rekan-rekan tenaga pengajar lainnya sempat cemas, saat kedatangan KKSB. Beruntung, mereka selamat setelah disembunyikan oleh kepala kampung setempat.
"Setelah dari Arwanop, mereka menuju Jagamin. Mereka merampas seluruh bahan makanan, kami khawatir karena mereka bertahan di Kampung Jagamin selama 3 hari, sebelum akhirnya terjadi kontak senjata dengan aparat keamanan," terang Andi. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved