Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
KETUA Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Roy Simanjuntak, mengatakan, Pospera lahir dengan beban sejarah. Beban atas perbaikan negeri ini dengan pelbagai cerita suka dan dukanya.
Dalam pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pospera yang berlangsung di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/4), Roy mengingatkan bahwa Pospera tidak sama dengan ormas-ormas lainnya yang lebih dulu lahir.
"Pospera adalah ormas yang dilahirkan dengan perjuangan keras di mana akar sejarahnya dimulai dari peristiwa politik besar negeri ini di 1998," terangnya.
Komisaris PT Perikanan Nusantara itu mengaku, saat ini pun Pospera tidak bertarung di ruang kosong.
"Mungkin raker seperti ini juga sedang berlangsung di kekuatan politik lawan-lawan kita dengan jumlah dan kualitas yang meyakinkan. Karena itu kita tidak boleh lengah, walau kita yakin Jokowi bisa dengan mudah memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2019 mendatang," tegasnya.
Roy menambahkan, bahwa ancaman nyata yang dihadapi bangsa ini adalah menguatnya politik identitas berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang berpotensi memicu perpecahan bangsa ini.
"Oleh karenanya, seluruh kader Pospera tidak boleh lengah. Kerja dengan baik demi satu tujuan untuk memenangkan Pak Joko Widodo sehingga harapan kita untuk rakyat Indonesia yang sejahtera bisa terwujud dengan lebih baik lagi," tandasnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved