Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sistem Nilai SBMPTN 2018 Lebih Adil

Syarief Oebaidillah
11/4/2018 07:35
Sistem Nilai SBMPTN 2018 Lebih Adil
(http://pengumuman.sbmptn.ac.id/L-1)

SISTEM penilaian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2018 akan mengalami perubahan demi mewujudkan sistem penilaian yang lebih adil, objektif, dan dapat membedakan kemampuan peserta.

Jawaban salah yang sebelumnya diberi skor minus satu tahun ini akan diberi nilai nol. Jawaban benar yang sebelumnya dinilai empat tahun ini akan dinilai satu. Namun, jawaban yang tidak diisi akan tetap diberi nilai nol.

Sekretaris SBMPTN 2018 Joni Hermana menjelaskan perubahan sistem atau skema penghitungan skor ujian tulis SBMPTN merupakan hasil pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia pekan lalu.

"Pembahasan tentang banyak siswa yang diterima SBMPTN dengan nilai totalnya tinggi. Akan tetapi, nilai tinggi itu bukan dari materi ujian yang sesuai dengan program studi tujuan atau pilihan mereka," kata Joni saat dihubungi, kemarin.

Ia mencontohkan peserta yang masuk prodi fisika ternyata nilai IPA-nya kecil, tapi tertolong dari materi ujian yang bukan dari prodi tersebut, misalnya dari ujian bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Karena itu, lanjut dia, pihak MRPTNI bersepakat mesti ada skema penghitungan nilai SBMPTN yang lebih baik, yakni sistem penghitungan atau penilaian yang bisa mencerminkan kemampuan siswa peserta.

"Jadi, siswa yang misalnya memilih prodi fisika, nilai ujian tulis untuk fisika atau IPA harus baik. Tidak boleh lolos karena nilainya dikatrol materi ujian lainnya," tambah Rektor ITS Surabaya itu.

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Intan Ahmad menambahkan, sistem penilaian baru itu telah melalui kajian mendalam para ahli.

Bahkan, kata dia, negara maju pun memakai sistem penilaian agar seleksi mahasiswa baru bisa dilakukan lebih adil.

Perubahan sistem penilaian itu, lanjut dia, sesuai dengan arahan Menristek-Dikti yang meminta ada perbaikan dari seleksi mahasiswa baru.

"Kami memberi semangat kepada para peserta bahwa jangan khawatir sebab sistem ini amat objektif," tegas Intan.

Masih konvensional

Perubahan sistem itu antara lain mendapat reaksi dari Satriwan, guru di SMA Lab School, Jakarta. Dia meminta panitia SBMTPN melakukan sosialiasi perubahan sistem tersebut secara intensif ke sekolah-sekolah.

Sementara itu, pemerhati pendidikan Totok Amin Soefijanto menilai tes masuk PTN masih konvensional karena mengandalkan pilihan ganda.

"Pilihan ganda itu terbatas dalam mengukur kognitif saja. Pilihan ganda tidak pas untuk mengukur faktor kesiapan dan peluang keberhasilan peserta tes dalam studi empat tahun ke depan," ujar dosen Universitas Paramadina itu.

Menurut dia, perguruan tinggi di negara maju kini sudah menambah soal tes dengan ujian esai dan pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis untuk menggali bakat dan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreativitas, dan inovasi.

Ia menjelaskan seleksi di negara maju juga memanfaatkan teknologi informasi.

Scholastic aptitude test, misalnya, yang menjadi syarat masuk universitas di Amerika Serikat, berisi ujian esai yang diikuti ratusan ribu peserta melalui internet.

"Sistem tesnya jauh lebih maju dari SBMPTN karena dapat mengukur kemampuan verbal, literasi, dan critical thinking. Kita sebenarnya mampu menggelar ini," tegasnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya