Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEJUMLAH warga cemas saat menatap kampung halaman mereka sebentar lagi akan berubah menjadi bandara baru dengan nama New Yogyakarta International Airport (NYIA). Mereka cemas melihat masa depan dengan adanya pembangunan bandara di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut warga, pembangunan bandara tidak bisa memberikan kontribusi positif bagi kehidupan mereka di masa depan. Kekhawatiran itu dirasakan Bayu Putro, warga Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulon Progo. Ia mendatangi kantor pusat layanan informasi (help desk) NYIA di Kulon Progo, beberapa waktu lalu.
Ia bersama warga lain menanyakan nasib mereka setelah terkena dampak pembangunan bandara. “Nantinya setelah bandara jadi, warga Kulon Progo jangan hanya jadi penonton. Kami ingin Angkasa Pura membuka informasi seluas-luasnya, keahlian dan ketrampilan yang dibutuhkan bandara,” kata Bayu. Bayu mengatakan, informasi tersebut bukan untuk dirinya. Ia sadar dirinya sudah cukup tua untuk bekerja di bandara. Namun, informasi itu sangat penting bagi adik-adiknya atau generasi di bawahnya agar tahu dan lebih siap bersaing dengan orang-orang luar Kulon Progo.
Dirinya bersama sebagian besar warga sudah merelakan tanah mereka untuk pembangunan bandara baru. Namun, ia merasa belum mendapat informasi yang lengkap soal bandara baru ini sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Ia berharap pihak Angkasa Pura membuka informasi yang seluas-luasnya tentang bandara dan memberikan pembinaan bagi warga yang terkena dampak.
“Warga sudah membentuk wadah koperasi-koperasi. Kami ingin Angkasa Pura juga ada pembinaan, dari pelatihan produksi hingga pemasaran,” harapnya. Gendut Minarto dari LSM lokal sependapat dengan Bayu. Ia pun minta masyarakat terlibat aktif dengan kehadiran bandara baru itu. “Angkasa Pura dapat menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam Kulon Progo, mulai pembangunan hingga operasional,” saran Gendut.
Kekhawatiran warga ini dijawab Angkasa Pura. Sebanyak 72 pelatihan telah disiapkan untuk pembangunan bandara baru ini. Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, menegaskan pemerintah bersama Angkasa Pura dan beberapa stakeholder akan mengadakan 72 pelatihan kepada warga di Kulon Progo.
Pelatihan di antaranya meliputi ticketing, pramugari, ground handling, dan aviation security. “Mereka yang bisa mengikuti pelatihan minimal berijazah SMA atau SMK. Diperkirakan ada 1.500 orang yang akan mengikuti pelatihan itu. Rekrutmen dilaksanakan gratis, bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Angkasa Pura dan maskapai penerbangan. Usai training, mereka harus dijamin bisa bekerja di bandara,” tegasnya.
Hingga kemarin proses administrasi akuisisi lahan akan selesai akhir Maret. Sampai hari ini masih ada lima bidang tanah yang sedang dalam proses konsinyasi, sedangkan enam bidang belum konsinyasi. (Ardi Teristi Hardi/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved