Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Lahir di Australia, tapi warga Indonesia

12/2/2018 12:14
Lahir di Australia, tapi warga Indonesia
(MI/ABDUS SYUKUR)

"ASSALAMUALAIKUM, om swastiastu. Sugeng ndalu kulo haturaken dateng panjenengan sedoyo. Matur suwon sanget dateng Bapak Wali Kota Pasuruan lan jajarani pun ingkang sampun paring kesempatan kulo saget tampil dalam pergelaran wayang kulit meniko," kata Ki Gaura Mancacaritadipura, 65, saat sesi goro-goro dalam pergelaran wayang di Pendopo Surga-surgi Kota Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (11/2) malam.

Kalimat berbahasa Jawa itu berarti 'Salam saya sampaikan buat semuanya. Terima kasih kepada Bapak Wali Kota Pasuruan dan jajarannya yang memberi kesempatan untuk tampil di pergelaran wayang kulit)'.

Dalang itu menambahkan, "Wayang kulit meniko kabudayan ingkang bagus, saget dados tulodho damel wargo, supados orep rukun (wayang kulit budaya yang bagus dan bisa jadi contoh warga untuk hidup rukun). Saling mencintai dan menghormati. Saya lahir di Australia, tapi saya adalah warga Indonesia. Merdeka," tandas Gaura.

Itulah rangkaian kalimat yang disampaikan dalang Ki Gaura saat pertunjukan wayang kulit berlakon Wahyu Mahkota Romo yang diambil dari kisah Mahabarata.

Dengan gesit, tangan dalang mengeluarkan dari kotak satu per satu tokoh wayang serta memainkannya.

"Saya hanya memainkan cuplikan dari lakon Wahyu Mahkuto Romo. Intinya bercerita tentang delapan prinsip kepemimpinan dalam membangun kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat bisa hidup tenteram dan aman, penuh kerukunan saling menghormati serta menghargai," terang Gaura.

Gaura ialah kelahiran Australia. Sejak 2004 dia telah menjadi warga negara Indonesia. Dia menunjukkan kecintaan dan mengenal wayang sejak 1997.

Pergelaran wayang kulit yang dilaksanakan dalam rangkaian peringatan hari jadi ke-332 Kota Pasuruan dan sekaligus menandai berdirinya Pendopo Surga-surgi di kompleks rumah dinas Wali Kota Pasuruan. Surga-surgi ialah nama dari salah satu Adipati Pasuruan pada era kerajaan yang dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan memiliki kesaktian.

Dalam pergelaran wayang kulit itu, sang dalang impor tidak tampil sendirian. Ki Suryo Diharjo, dalang asli Pasuruan, turut menemani beraksi. Mereka beraksi menampilkan dua lakon secara bergantian. Dalang Suryo Diharjo menyajikan lakon Pandawa Bangun Kridha.

Wali Kota Pasuruan Setiyono mengaku sengaja mengundang dalang bule untuk menarik animo warga. "Agar masyarakat mencintai wayang kulit sebagai bagian dari budaya Indonesia. Karena dari budaya bisa membawa masyarakat untuk hidup tenteram dan damai penuh kerukunan. Selain itu, juga memberikan semangat kepada seniman Pasuruan agar terus berkarya mengembangkan budaya yang dimiliki," tandas Setiyono. (Abdus Syukur/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya