Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KONDISI orang utan di Indonesia terus terdesak. Padahal, saat ini populasi orang utan di dunia hanya ada di Sumatra dan Kalimantan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Dr Ike Nurjuita Nayasilanan dari Program Pascasarjana Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, tentang diseminasi adaptasi orang utan di hutan lindung, disebutkan bahwa populasi orang utan terus berkurang karena habitatnya semakin mengecil. Berdasarkan estimasi terakhir sekitar 14.470 orang utan masih tersisa di Sumatra, dan 57.350 orang utan di Kalimantan.
“Orang utan memiliki perilaku suka hidup di daerah dataran rendah. Kesukaannya mencari makan di dataran rendah ini menyebabkan sering berhadapan dengan manusia. Di Kalimantan mereka terfragmentasi karena di sana dataran tinggi hanya 700 mdpl-800 mdpl, sedangkan di Sumatra, sekitar 75% orang utan berada di luar kawasan konservasi,” ujarnya dalam ujian doktoral di Program Pascasarjana Fakultas Biologi UGM di Yogyakarta, akhir pekan lalu.
Ike menilai kesukaan orang utan hidup di dataran rendah menyebabkan populasi mereka terus menyusut. Apalagi, satwa yang dilindungi ini juga suka mengonsumsi pakan berupa buah-buahan, daun, rotan, dan serangga. “Orang utan memang mengeksplorasi habitat alaminya. Namun, pergerakan mereka mengikuti sebaran pohon sarang dan pohon pakan,” lanjut Ike saat membacakan hasil ujian doktoralnya. Berdasarkan penelitiannya, kemungkinan orang utan awalnya hanya satu spesies. Namun, saat ini ditemukan dua spesies di Sumatra, yakni Pongo tapanuliensis dan orangutan sumatra (Pongo abelii). Selain itu, ada satu spesies lagi, yakni orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus).
Munculnya dua spesies orang utan di Sumatra, kata Ike, besar dugaan perubahan genetik akibat letusan Gunung Toba. “Dugaan awal karena adanya Gunung Toba meletus sehingga ada barier dari letusan itu,” lanjutnya. Ike manambahkan, dahulu orang utan juga terdapat di Jawa, terbukti dengan ditemukannya fosil orang utan di Pacitan. Namun, kepunahan orang utan di Jawa diduga konversi lahan akibat populasi manusia. Dari hasil penelitiannya terhadap 16 orang utan yang dilepas di Bukit Batikap, Kalimantan Tengah, usia hidup mereka rata-rata sama dengan manusia, yakni 60 tahun-65 tahun. Bahkan, ada yang berumur 70 tahun. Namun, orang utan yang berada di hutan rata-rata berumur 55 tahun. (AT/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved