Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Pertanian Amran Sulaiman mengakui, melindungi swasembada pangan di Tanah Air tidaklah mudah. Berbagai kepentingan dan cara dilakukan untuk mengganggu upaya pemerintah dalam berswasembada pangan. Dia menyebutkan, dalam upaya pemerintah untuk menutup keran impor beras demi melindungi petani, sekelompok orang berkepentingan mencoba menggoyahkan upaya tersebut. “Presiden minta petani dibela. Kalau petani merugi, berhenti tanam, kita akan impor lagi. Memang kita senang impor lagi? Memang (benar) ada yang terganggu karena tidak impor,” ucap Amran saat melakukan kunjungan kerja di Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/1).
Dia menegaskan sudah tiga tahun pemerintah tidak impor beras. Sebabnya, pemerintah berupaya dengan keras untuk menjaga swasembada beras. “Kita sudah tiga tahun tidak impor mulai 2016 sampai sekarang,” jelasnya. Amran juga mengungkapkan praktik monopoli benih dilakukan sejumlah perusahaan. Hal itu menyebabkan petani di Indonesia sangat bergantung pada benih-benih tertentu.
“Makanya kami buat program 1.000 desa mandiri benih. Di situ petani mampu menciptakan benih-benih unggul agar mereka tidak bergantung pada perusahaan-perusahaan yang melakukan monopoli benih,” ujarnya. Pada kesempatan sama, Ketua Satgas Pangan Irjen Setyo Wasisto menyatakan praktik mafia pangan memang terjadi di Indonesia dan merugikan rakyat. Dia mencontohkan, harga cabai yang menembus Rp120 ribu per kg beberapa waktu lalu merupakan ulah para mafia pangan. “Padahal, harganya tidak sebesar itu. Itu ulah orang-orang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Jual beras
Masih terkait dengan masalah pangan, hingga saat ini harga beras medium masih belum stabil. Untuk itu, Bulog harus segera menstabilkannya dengan cara menjual stok beras cadangan kepada distributor. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bangka Belitung, Yuliswan, mengatakan naiknya harga beras medium terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Penyebabnya, banyak petani gagal panen akibat cuaca buruk. “Menteri Perdagangan sudah menginstruksikan seluruh Bulog di daerah untuk menjual beras cadangan ke distributor agar harga dapat stabil. Untuk Bangka Belitung, keputusan tersebut masih menunggu surat dari gubernur.
Harga beras dari Bulog yang akan dijual ke distributor Rp8.000 per kg. Bulog juga akan membantu distributor berupa biaya proses Rp500 per kg. “Harga jual tetap Rp8.000 per kg, sedangkan dari distributor ke pedagang dijual Rp8.300 per kg. Sedangkan pedagang ke konsumen tidak boleh lebih dari Rp9.000 per kg,” jelas Yusliwan.
Selain beras, harga kebutuhan pangan lain masih belum stabil, seperti wilayah Priangan Timur, meliputi Garut, Banjar, Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya, harga telur masih naik turun. Untuk Kota Tasikmalaya, harga telur ialah Rp25 ribu per kg, sedangkan di daerah lain, seperti Garut, Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Banjar, harga komoditas itu masih sekitar Rp32 ribu per kg. Penyebabnya kebutuhan naik, tapi distribusi belum lancar. (RF/AD/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved