Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
HUNIAN hotel di sejumlah destinasi wisata favorit di Bali mulai anjlok pascaerupsi Gunung Agung. Di Sanur misalnya, kini rata-rata tingkat hunian kamar (okupansi) hotel berkisar 10 hingga 12%.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, mengatakan, kondisi ini mengkhawatirkan bagi kalangan pelaku pariwisata.
"Karena untuk bisa operasional secara penuh, minimal hunian kamar berkisar 40 hingga 45%," ujar Sidharta, yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, di Denpasar, Rabu (6/12).
Terkait kondisi tersebut, Sidharta yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar ini mengatakan pelaku pariwisata di Sanur kini mulai melakukan efisiensi dalam operasional termasuk mengatur jadwal karyawan untuk libur agar tidak sampai merumahkan karyawan. Begitu juga efisiensi penggunaan air dan listrik.
"Kita sudah mulai melakukan penutupan beberapa saluran air yang kamarnya tak terisi begitu juga lampunya untuk efisiensi," ujarnya.
Kondisi yang sama juga dialami hotel di Kuta. Seperti Hotel Bintang Kuta yang berlokasi di Jalan Kartika Plaza, okupansinya sempat anjlok hingga 13-15% beberapa hari lalu.
"Ya sempat hanya 13 dan 15%, dan hari ini (Rabu) 20%," ujar Sales Manager Hotel Bintang Kuta, Dwi Wasiathi, saat dihubungi, Rabu.
Dari hunian 20% itu diakui masih ada beberapa tamu asing dari Australia dan Tiongkok, sedang sisanya sebagian domestik.
"Ya masih ada beberapa tamu asing dari Australia yang repeater, disamping juga dari Tiongkok," jelas Dwi.
Hotel bintang empat ini memang pasarnya lebih dominan menyasar domestik. Dwi mengakui pembatalan kamar hotel selama November mencapai 20%, begitu juga Desember sama pembatalannya 20%.
"Padahal Desember kan momen peak season," ujarnya.
Akibat rendahnya okupansi ini, pihak manajemen pun mulai menggilir masuk kerja karyawan di departemen tertentu.
"Penggiliran masuk kerja sudah sejak Sabtu (21/12)," ujarnya.
Bila kondisi seperti seperti saat ini berkepanjangan, Sidharta mengkhawatirkan dampak susulannya. Seperti merembet ke penyalur dan petani yang selama ini memasok sejumlah kebutuhan hotel. Bahkan bisa juga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved