Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pertumbuhan Lava Gunung Agung Melambat

MICOM
04/12/2017 16:37
Pertumbuhan Lava Gunung Agung Melambat
(ANTARA)

PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan pertumbuhan lava menuju kawah Gunung Agung terdeteksi dari citra satelit melambat.

"Dari hasil pemantauan citra satelit yang terbaru, terjadi pertumbuhan lava ke permukaan kawah yang melambat karena adanya pendinginan pada bagian atas lava ini," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Senin (4/12).

Ia menjelaskan perlambatan "rate" lava Gunung Agung ke permukaan diakibatkan juga karena dinamika di dalam Gunung
Agung atau tidak dapat dihitung secara linier kandungan lava di dalamnya. Namun pelambatan lava ini masih butuh data lain dan secara statistik saat ini masih terjadi didua titik dan terus dipantau.

Dari hasil pemeriksaan geokimia terbaru, kata Devy, gas magmatik sulfur dioksida (SO2) melalui metode DOAS mengidentifikasi kontribusi gas magmatik yang masih tinggi.

"Kami hanya bisa memantau dari berbagai parameter sampai saat ini bahwa aktivitas Gunung Agung masih cukup tinggi dan berpotensi masih erupsi dan status tetap masih tetap level IV atau awas," ujarnya.

Namun, dari pemeriksaan SO2 pada Sabtu (2/12) lalu jumlah kandungan gas magmatik ini mencapai 1.300 ton per hari, artinya dengan data ini masih ada kontribusi magmatik di Gunung Agung.

Dibandingkan dengan Gunung Sinabung, kandungan gas SO2 Gunung Agung ini masih sangat tinggi. "Kalau di Gunung Sinabung fluida SO2 nya hanya 300-600 ton per hari, artinya Gunung Agung saat ini sangat tinggi," ujarnya.

Oleh karenanya, pihaknya menyimpulkan potensi untuk terjadinya erupsi masih tinggi, walaupun pihaknya tidak dapat memastikan berapa kapan dan seberapa besar letusan Gunung Agung ini.

Ia pun menegaskan, aktivitas Gunung Agung belum dapat dipastikan melemah dan secara intensitas secara visualnya berkurang pada hari ini. "Namun, kami melihat dari data seismograf hari ini menandakan gempa vulkanik masih muncul dan energinya cukup besar dan ini menandakan aktivitas belum melemah," katanya.

Aktivitas Gunung Agung tercatat 26 gempa vulkanik sejak Minggu (3/12) hingga siang pagi ini, artinya hal ini mengindikasikan adanya tekanan berlebih di tubuh gunung tertinggi di Bali ini. Sedangkan, gempa low frekuensi juga cukup tinggi di atas 20 kali yang mengartikan aliran fluida magma sudah ada di permukaan.

"Secara visual aktivitas Gunung Agung masih tampak tenang dan terlihat asap berwarna putih tipis dengan ketinggian 500 meter dari permukaan kawah dan ini tidak menjadi satu-satunya parameter kami, karena di dalam kawah masih
terisi lava sekitar 20 juta meter kubik," ujarnya.

PVMBG juga memantau secara visual kondisi asap vulkanis Gunung Agungyang mulai terlihat menipis, akibat tercacah (dispersia) hembusan angin diatas kawah.

"Secara umum, warna asap yang keluar dari Gunung Agung saat ini dominan uap dan untuk menghasilkan abu ini magma harus terfragmentasi," kata Devy.

Dia menuturkan, meskipun kondisi Gunung Agung saat ini terlihat tenang, namun status Gunung Agung tetap berada dilevel IV atau awas. "Biasanya gunung berapi mengalami dua fase erupsi yakni erupsi eksplosif atau magma yang terfragmentasi letusan abu yang keluar secara vertikal dan fase erupsi efusif maka tidak mengeluarkan abu vulkanik
namun berupa lava keluar secara pelan-pelan.(Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya