Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PUSAT Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mencatat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami aktivitas gempa tremor terus menerus (overscale) sebagai manifestasi penambahan suplai magma di kawah gunung setinggi 3.142 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.
"Tremor overscale yang terjadi selama 22 menit pada Pukul 14.34 Wita hingga 14.56 Wita ini, menandakan sedang berlangsung suplai magma ke dinding kawah yang terus berlangsung," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, di Posko Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Sabtu (2/12).
Ia memastikan untuk suplai magma sudah lebih besar jika dibandingkan dengan saat pagi hari tadi, meskipun volumenya kecil tetapi saat ini sudah meningkat. Untuk volume kawah saat ini, kata dia, sekitar 60 juta meter kubik dan saat ini pengisian volume lava di dalam kawah diperkirakan kurang dari 50% atau 30 juta kubik per meter.
Pihaknya memprediksi, proses pengisian lava di dalam kawah Gunung Agung hingga sampai penuh membutuhkan waktu kurang dari 10 hari.
"Overscale ini hampir setiap hari terjadi atau sudah berlangsung enam kali sejak 28 November 2017," katanya.
Ia membandingkan, saat Gunung Agung mengalami overscale hebat pada 28 November 2017 itu terpantau adanya lontaran batu radius 1 hingga 2 kilometer. Pada saat itu, PVMBG juga melihat melalui visual dengan kamera pengintai (CCTV) di Bukit Asah, memang terlihat adanya percikan material padat yang terlontar ke udara dan turun lagi di dalam kawah.
Untuk saat ini, dampak dari overscale Gunung Agung memang belum ada tanda lontaran bebatuan vulkanik, tetapi terlihat asap putih tebal. Selain itu, ditambah adanya kepulan abu sangat tinggi beserta berlangsungnya aliran lava di dinding kawah, sehingga suplai magma terus mendesak keluar semakin besar.
"Kami mencatat hari ini adanya tremor overscale seperti pada 28 November 2017, tetapi perbedaannya lebih pendek," ujarnya.
Ia menambahkan, sangat berkaitan antara aktivitas vulkanik Gunung Agung dengan aktivitas tektonik yang sebelumnya terjadi di Desa Abang yang mengakibatkan gempa 3,5 SR beberapa waktu lalu.
Suantika mengatakan, aktivitas overscale Gunung Agung ini mirip seperti yang pernah dilakukan Gunung Sinabung yang lebih dari lima kali melakukan tremor melebihi ambang batas dari alat seismograf.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, menambahkan, PVMBG pun berencana akan kembali melakukan pemantauan kawah dengan menggunakan drone. Namun, hal ini baru akan dilakukan seminggu ke depan, karena saat ini drone mengalami masalah teknis dan harus diperbaiki di Bandung.
Tim drone akan kembali dan lakukan pemantauan kawah paling cepat seminggu ke depan. Sekali lagi saya jelaskan, meskipun secara visual hari ini Gunung Agung tampak mereda, tetapi data lain menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi," ujarnya.
Ia menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung Agung bisa dikatkan mereda apabila sudah ada penurunan gempa secara konsisten, deformasi menunjukkan deflasi yang konsisten, secara geokimia tidak terekam gas SO2, serta tidak lagi terekam anomali thermal di kawah Gunung Agung. (Ant/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved