Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
JUMLAH pengungsi Gunung Agung kembali bertambah sejak status naik jadi awas yang disertai erupsi magmatik setelah sebelumnya sempat berkurang saat kembali ke siaga. Saat ini sesuai data yang dilansir BNPB pengungsi tercatat berjumlah 29.023 orang tersebar di 217 titik.
"Jumlah pengungsi yang tercatat 29.023 orang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (28/11).
Namun diperkirakan jumlah pengungsi di lapangan sudah mencapai sekitar 40 ribu an orang, mengingat jumlah penduduk di 22 desa yang berada di zona bahaya sekitar 90 ribu sampai 100 ribu jiwa.
Salah satu titik pengungsian yakni Desa Sidemen Karangasem juga jumlah pengungsinya bertambah yang berasal dari sejumlah banjar dan desa di sekitarnya.
"Sejak kemarin (Senin) warga di sejumlah banjar dan desa sudah diungsikan ke Desa Sidemen karena halaman rumahnya potensi dialiri abu lumpur," ujar Ketua Pasemetonan Jagabaya (baca: persaudaraan antisipasi bahaya erupsi) Gunung Agung, I Gede Pawana.
Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) ini beranggotakan 28 desa (perbekel/kepala desa) yang masuk dalam KRB (kawasan rawan bencana) erupsi Gunung Agung. Tiap-tiap desa rata-rata beranggotakan 25 orang relawan termasuk relawan radio. Kelompok relawan ini terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait terutama dalam penanganan pengungsi.
Pawana belum bisa menyebutkan jumlah pasti pengungsinya karena masih melakukan tabulasi data. Mereka berasal dari sejumlah banjar di Desa Duda (induk), Duda Utara, Desa Sebudi dan Desa Amerta Buana.
Melalui koordinasi yang intens, kata Pawana, bantuan logistik berupa beras 4 ton sudah diterima pengungsi di Sidemen yang dikirim dari Posko Induk Tanah Ampo Karangasem.
"Baru tadi pagi empat ton beras sudah didistribusikan ke Desa Sidemen untuk pengungsi," ujar Pawana yang juga Ketua Forum Perbekel (Kepala Desa) se-Bali ini. Sehari sebelumnya juga sudah menerima kiriman lauk pauk dan kebutuhan pokok lainnya.
Sementara itu aktivitas Gunung Agung makin meningkat bahkan sudah memasuki fase kritis yang ditandai terjadinya gempa tremor terus menerus (overscale) yang terjadi pada pukul 13.30 wita hingga 14.00 wita.
"Ini menunjukkan Gunung Agung memasuki fase kritis," ujar Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, Gede Suantika.
Amplitudo gempa overscale ini sudah melebihi 23 mm atau sudah titik maksimal berdasarkan hasil rekaman seismograf di Pos Pantau Gunung Agung di Desa Rendang.
Sementara asap kelabu kehitaman masih terus membubung hingga ketinggian sekitar 4.000 meter di atas kawah gunung. Asap tebal ini mengarah ke baratdaya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved