Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Kakak Beradik asal Cililin Jadi Korban Tewas Ledakan Gudang Petasan Kosambi

Depi Gunawan
27/10/2017 18:19
Kakak Beradik asal Cililin Jadi Korban Tewas Ledakan Gudang Petasan Kosambi
(MI/Depi)

DUA di antara 13 korban ledakan gudang petasan di Kosambi Tangerang asal Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih saudara kandung, Sunarya, 27, dan adiknya, Ade Rostika, 20.

Menurut keterangan kerabat korban, Asep Rustandi, Sunarya dan Ade, dikabarkan telah meninggal dunia setelah jenazah mereka berhasil diindentifikasi pihak rumah sakit.

Sunarya sudah bekerja di gudang petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses itu selama 7 tahun. Sedangkan sang adik baru dua hari bekerja di gudang tersebut. Sunarya sendiri merupakan anak pertama, sementara Ade anak ketiga.

"Menurut kabar sementara, mereka berdua dikabarkan telah meninggal dunia," kata Asep di Cililin, Jumat (27/10).

Asep mengaku, sebelum musibah itu, pihak keluarga telah memiliki firasat. Sunarya sempat melakukan video call melalui WA (WhatsApp) dengan orangtuanya.

"Sehari sebelum kejadian itu, Sunarya ingin mengobrol dulu sama orangtuanya, titip pesan agar menjaga barang-barang miliknya, tapi karena sinyalnya jelek, suaranya jadi terputus-putus," ucapnya.

Sunarya dan Ade sama-sama bekerja di bagian pengepakan. Asep menuturkan, sebagai anak tertua, Sunarya jadi tulang punggung keluarga. Setahun dua kali, Sunarya dan para korban lainnya pulang kampung untuk menemui sanak saudara mereka di Cililin.

"Pulang ke sini kalau mau tahun baru dan Lebaran, tiap kali pulang, dia selalu bawa mercon buat oleh-oleh warga di sini," tuturnya.

Dia menyatakan, hampir rata-rata pemuda kampung Cisitu mengadu nasib bekerja di PT Panca Buana Cahaya Sukses. Asep juga bahkan pernah bekerja di perusahaan tersebut pada 2009 saat perusahaan itu masih memproduksi stiker. Dua tahun berikutnya, ia lalu keluar dari pekerjaannya.

"Kalau mulai membuat mercon sekitar 2011-an. Saya termasuk angkatan pertama yang bekerja di sana, setiap tahun memang warga kampung ini bekerja di pabrik mercon karena lahan pekerjaan di sini sangat minim, paling hanya kerja ke kebun," bebernya.

Terkait korban lainnya, ia mengatakan, sudah dikabarkan dalam keadaan selamat. Mereka antara lain Jaenudin, Agus, Mulyana, Firman, Angga, Awan, dan Ahmad.

"Jaenudin dan Ade Rostika adalah suami istri. Jaenudin yang pertama kali mengabarkan ke kita bahwa dirinya masih selamat. Jaenudin juga sempat mau nolong istrinya yang masih terjebak di gudang, tapi dilarang sama polisi," ujarnya.

Sementara itu, keluarga besar korban ledakan gudang petasan asal Cililin masih menunggu kabar terbaru kondisi saudara mereka yang turut menjadi korban dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis (26/10) pagi itu.

Pantauan di rumah salah satu korban, Kampung Cisitu RT 9 Desa Batulayang Cililin, Jumat (27/10), keluarga para korban, mulai dari kakek, nenek, paman hingga keponakan, berkumpul sambil menunggu informasi telepon dari perwakilan keluarga yang berangkat ke Jakarta.

Berdasarkan data pihak kepolisian, jumlah korban ledakan gudang petasan di Tangerang bertambah jadi 13 orang. Enam orang tewas, tiga orang luka bakar, dan empat orang dikabarkan selamat.

Selain Sunarya dan Ade Rosita, korban meninggal lainnya di antaranya Gunawan, 17, Oleh, 25, Ega, 24, Iyus Hermawan, 24. Sementara korban selamat ialah Jaenudin, 23, Darwin Pratama, 21, Firman, 18, dan Wawan, 17. Sedangkan korban luka bakar antara lain Mulyana, 24, Agus, 21, dan Angga, 17.

"Korban asal Kecamatan Cililin sebanyak 13 orang dengan rincian 12 warga Desa Batulayang, satu orang warga Mukapayung. Yang meninggal ada enam orang, lima dari Desa Batulayang, satu dari Mukapayung," ungkap Kapolsek Cililin, AKP Sutarman.

Dia menyatakan, tiga orang yang mengalami luka bakar sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta, masing-masing adalah Mulyana, Agus, dan Angga. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Jabar juga telah membuka posko untuk menampung, mendeteksi, sekaligus mengidentifikasi keluarga korban yang berasal dari Cililin.

"Sejak Kamis malam, perwakilan keluarga korban didampingi Kepala Desa Batulayang berangkat ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta untuk mencocokkan identifikasi antara keluarga korban yang sedarah dengan korban yang meninggal," bebernya.

Kaur DVI Biddokes Polda Jabar, Dr Puspa Yuwi, di Polsek Cililin, mengungkapkan, pihaknya membuka posko untuk mengumpulkan data dan barang pribadi milik korban. Selanjutnya, data tersebut digunakan untuk mempermudah identifikasi korban yang meninggal.

"Kami kumpulkan profil DNA korban dari barang-barang pribadi yang sudah diberikan pihak keluarga, di antaranya sikat gigi, sisir, dan kerah baju korban. Kami juga memanggil dokter dari Puskesmas untuk mengetahui riwayat kesehatan para korban," jelasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya