Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Harga Mete Anjlok, Petani Menjerit

(HT/N-3)
25/10/2017 02:44
Harga Mete Anjlok, Petani Menjerit
(FOTO ANTARA/Zabur Karuru)

PEMERINTAH diminta untuk menyelamatkan petani mete. Hingga sekarang, harga komoditas mete turun drastis. Ribuan petani mete di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi merugi selama dua tahun terakhir ini. Data Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa petani mete asal NTB, NTT, dan Sulawesi mampu menghasilkan 60 ribu ton mete gelondong. Sebagian besar mete itu dibeli dan diekspor PT EKP ke Vietnam dan India. Perusahaan itu menghentikan pembelian mete dari tiga wilayah itu per November 2016 karena kasus pajak.

”Pemerintah seperti dininabobokkan oleh eksportir mete yang selama ini menyelamatkan petani,” ujar Agusdin Pulungan, Ketua Umum Wahana Masyarakat Tani Indonesia (Wamti), di Semarang, Selasa (24/10). Menurutnya, masalah mete kini dise­rahkan kepada pemerintah daerah, tetapi belum ada geregetnya sampai sekarang. “Mestinya kepala daerah dari gubernur hingga bupati, perlu berperan lebih dalam memperkuat produksi dan perluasan pasar bagi komoditas yang bernilai tinggi bagi ke­sejahteraan masyarakatnya,” ujar Agusdin.
Pada kesempatan sama, Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof Anas M Fauzi mendesak agar pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap terhentinya pembelian mete oleh PT EKP. “Pembelian mete dari petani harus berlanjut. Misalnya dengan menugasi BUMN perkebunan atau perusahaan daerah untuk menjalankan peran yag dirintis PT EKP,” ujarnya.

Bisa juga, lanjut Anas, pemerintah mencarikan importir mete yang siap menampung mete dari petani di tiga wilayah itu. Selain itu, petani mete harus bisa mengolah mete agar menambah nilai ekspor, seperti mengolah cangkang mete jadi pelumas.
Dalam acara diskusi itu hadir pula sejumlah petani mete yang menyampaikan keluhan harga mete. Hajairin, 43, petani mete dari Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, NTB mengaku dua musim ini harga mete hancur di pasaran. “Mete tak laku, banyak petani malah sudah menanam jagung dan kacang. Satu kilogram jagung harganya Rp4.000, setara dengan setengah kilogram beras. Sementara sekilogram mete har­ganya setara 2,5 kilogram beras,” ungkapnya. (HT/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya