Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Pengungsi Sinabung Keluhkan Huntara

(PS/OL/BY/MG/RF/RZ/LD/PT/AU/N
25/10/2017 02:32
Pengungsi Sinabung Keluhkan Huntara
(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

PENGUNGSI korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, tidak berhenti dirundung masalah. Selain erupsi gunung yang tidak juga berhenti, mereka juga resah karena situasi di pengungsian. Kemarin, puluhan pengungsi asal Desa Mardinding, mendatangi kantor DPRD Sumatra Utara di Kota Medan. Kepada anggota DPRD Siti Aminah Peranginangin, warga meng­eluh­kan sikap Pemerintah Kabupaten Karo menghadapi habisnya sewa kontrak tanah yang sudah digunakan para pengungsi selama 3 tahun. “Sudah 3 tahun kami mendirikan dan tinggal di tenda darurat. Setelah kontrak habis, pemkab memerintahkan kami pindah ke rumah hunian sementara (huntara),” ujar seorang warga seperti dituturkan Siti Aminah.

Warga resah karena jumlah hunian sementara hanya 75 unit, sedangkan jumlah peng­ungsi mencapai 273 kepala keluarga. “Satu rumah diminta untuk dihuni tiga keluarga,” kata Siti. Masyarakat menolak masuk ke rumah itu. Di Gunung Agung, Bali, Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyiapkan proses evakuasi bagi para pengungsi melalui laut. Bakamla telah menempatkan satu kapal patroli, yakni Kapal Negara Gajah Laut 4804 di Pelabuhan Benoa, Bali, yang bertugas untuk melakukan survei alur, arus, lokasi, titik kumpul, dan titik tuju bagi pengungsi jika Gunung Agung meletus.

“Jika Gunung Agung meletus, kami sudah siap bertindak dengan berbagai kemung­kinan,” jelas Deputi Operasi dan Latihan Bakamla, Laksamana Pertama TNI Semi Djoni Putra. Di Bandung, Pemprov Jawa Barat mengakui belum bisa menuntaskan persoalan banjir di kawasan Rancaekek. “Kami mengupayakan penanganan jangka pendek dengan menyiapkan mesin penyedot air, yang disiagakan saat hujan turun,” ujar Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa. Jika hujan, lanjut dia, kawasan ini tetap akan kebanjiran. Namun, dampaknya tidak akan separah dengan saat belum dilakukan tindakan.

Untuk penanggulangan banjir di Kabupaten Sampang, Pemprov Jawa Timur menyediakan anggaran Rp500 miliar. Dana digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur. “Ini upaya menanggulangi banjir yang setiap tahun menim­pa Sampang,” kata Wakil Gubernur Saifullah Yusuf. Sementara itu, Pemkot Pangkal Pinang, Bangka Belitung, meminimalkan dampak banjir dengan membeli eskavator, truk, dan ponton. Perangkat itu digunakan untuk memelihara saluran air dan sungai. (PS/OL/BY/MG/RF/RZ/LD/PT/AU/N



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya