Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Salak Pondoh Diekspor ke Selandia Baru

Agus Utantoro [email protected]
24/10/2017 05:15
Salak Pondoh Diekspor ke Selandia Baru
(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

SALAK pondoh or­ganik, produk unggulan perkebunan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil masuk pasar Selandia Baru. Ekspor perdana salak pondok organik Sleman sebanyak 100 kg ditandai dengan penan­datanganan Arrangement for Exporting Salacca antara Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini, dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Trevor Matheson, di rumah kemasan petani salak Prima Sembada, Lumbungrejo, Tempel, Sleman, DIY, Senin (23/10). Banun menjelaskan masuknya salak pondoh or­ganik ke pasar Selandia Baru sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.

Untuk tahap awal, volume ekspor relatif masih rendah. “Pasar ekspor salak ke Selandia Baru sudah terbuka. Sekarang bagaimana merawat dan membesarkannya,” ujar Banun. Salak pondoh yang siap dieks­por sebenarnya mencapai 4.000 kg per bulan. Namun, produksi salak itu belum secara menyeluruh terserap ke pasar ekspor. Selain Selandia Baru, pasar ekspor salak pondoh ada di Tiongkok, Thailand, dan Belanda. Pada kesempatan itu, Trevor Matheson mengatakan salak pondoh termasuk produk yang disukai di negaranya.

Pasokan pupuk
Pada bagian lain, sejumlah daerah mulai mempersiapkan kebutuhan pupuk pada musim tanam ini. Seperti di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kodim 0612 berencana melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap pendistribusian pupuk kepada petani di wilayah teritorial.
“Kami akan melibatkan Babinsa dan Polsek di tiap-tiap daerah di Kota/Kabupaten Tasikmalaya, untuk pendistribusian pupuk agar sampai kepada petani,” kata Komandan Kodim 0612 Tasikmalaya, Letkol INF Nur Ahmad. Dari Jawa Timur pada musim tanam akhir 2017, Pemkab Pasuruan mengajukan tambahan kebutuhan pupuk sebanyak 56 ribu ton. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ihwan, mengatakan kebutuhan pupuk tambahan 56 ribu ton itu terdiri atas 11 ribu ton pupuk urea dan pupuk SP serta ZA masing-masing 8.000 ton. Sementara itu, pupuk NPK 2.000 ton.

Di Jawa Tengah, Pemkab Banyumas memastikan stok pupuk untuk memenuhi kebutuhan masa tanam I Oktober-Maret mencukupi. Pemkab Banyumas juga memberikan kompensasi kepada petani yang belum memiliki Kartu Tani agar bisa membeli pupuk bersubsidi.
Kebutuhan pupuk untuk musim tanam juga dinantikan petani di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dua kelompok tani di Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, mulai menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) 2017. RDKK tersebut digunakan untuk membeli pupuk bersubsidi Urea, SP 36, ZA, dan NPK Phonska.

Pada musim tanam akhir ini sekaligus musim hujan, sejumlah petani cabai di Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, diuntungkan karena harga cabai di tingkat petani naik menjadi Rp25 ribu per kg, dari sebelumnya hanya Rp10 ribu per kg.
Sebaliknya petani bawang merugi karena harga bawang merah di pasaran anjlok. (AD/AB/LD/RZ/PO/UL/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya