Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Dede Tersandera Rp2,5 Juta

Kristiadi
29/9/2017 23:16
Dede Tersandera Rp2,5 Juta
(MI/Kristiadi)

PASIEN miskin kembali menjadi korban ketidakadilan. Kenahasan itu menimpa Dede Alif, 3, warga Kampung Cibolerang, Desa Karangsari, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Ia dirawat di Rumah Sakit Nurhayati, Garut, karena menderita kejang-kejang, selama lima hari.

Selasa (26/9), dokter menyatakan pasien sudah bisa pulang.

Namun, Iyet Rahmawati, 29, ibu korban, ternyata belum mampu melunasi biaya perawatan yang masih kurang Rp2,5 juta.

Selama dua hari, Dede Alif ditahan pihak rumah sakit dan baru bisa keluar pada Kamis (28/9) malam setelah Kepala Desa Karangsari maju, menjadi penjamin dan penanggung jawab.

Kisah Dede itulah yang membuat sejumlah jurnalis di Garut menggelar aksi penggalangan dana.

Tujuannya membantu pelunasan biaya pengobatan sang bocah.

"Saat kami melakukan peliputan, kami miris karena kekurangan biaya Rp2,5 juta membuat Dede tidak bisa pulang. Kami spontan ingin membantu dan menggelar penggalangan dana sebagai bentuk kepedulian," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Garut, Aep Hendy, kemarin.

Para wartawan juga mendapat sokongan dana dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mentransfer dana Rp1 juta.

Kebutuhan Rp2,5 juta pun terpenuhi dan dibayarkan ke Rumah Sakit Nurhayati, kemarin.

Saat dimintai konformasi, juru bicara Rumah Sakit Nurhayati, Yusep Mulyana, membantah telah menahan Dede karena kekurangan biaya pengobatan.

"Ibu pasien mengaku sedang menunggu suaminya dari Tasikmalaya. Permintaan untuk tetap tinggal di rumah sakit bukan kemauan kami, melainkan keinginan ibu pasien."

Soal pembayaran, kata dia, sudah dibereskan kepala desa yang datang ke rumah sakit.

"Ia datang dan menjadi penjamin."

Puskesmas Wonosobo

Pelayanan kesehatan yang tidak maksimal juga membuat Bupati Wonosobo, Jawa Tengah, Eko Purnomo, mencak-mencak.

Ia kecewa karena pelayanan di Puskesmas Wonosobo 1 dinilai buruk.

Eko mengancam akan mencopot kepala puskesmas jika dia tidak segera memperbaiki pelayanan dan manajemen.

"Masyarakat menilai pelayanan puskesmas ini mengecewakan."

Kemarin, Eko melakukan sidak ke Puskesmas Wonosobo 1.

Sebelumnya, ia sudah mendapat laporan masyarakat soal pelayanan di fasilitas kesehatan ini.

Sang bupati mengecek sejumlah ruangan, di antaranya tempat pendaftaran, ruang laboratorium, dan persalinan.

Saat itu kepala puskesmas juga tidak ada di tempat karena sedang bepergian ke Yogyakarta.

Dalam sidak, Eko menemukan, buruknya pelayanan di puskesmas itu terjadi pada saat penanganan persalinan dan ruang pendaftaran pasien.

Akibatnya, sering kali pasien telantar berjam-jam.

"Saya sampai harus mengantre hingga 3 jam hanya untuk mendapatkan imunisasi anak, yang hanya berlangsung kurang dari 5 menit," ungkap Mustaghfiroh, 32, warga Kelurahan Pagerkukuh.

(Ant/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya