Wakil Bupati Geram Dapat Data tidak Valid

WAKIL Bupati Karawang, Jawa Barat, Ahmad Zamakhsyari geram melihat kelakuan anak buahnya.

Hal itu disebabkan kondisi kekeringan yang dia temui saat mengunjungi Kecamatan Telagasari, Lemahabang, dan Tempuran bertolak belakang dengan laporan anak buahnya.

"Sekitar 50 petani datang ke saya melaporkan kondisi kekeringan dan saya segera mengecek. Bahkan mereka ini sudah menggunakan pompa," kata Ahmad kepada Media Indonesia, kemarin.

Sebab, menurut dia, suplai air oleh Perusahaan Jasa Tirta (PJT) 2 tidak sampai menyentuh aliran tersier.

"Saya geram karena mendapatkan laporan bahwa air cukup, nyatanya kurang di petani. Saya minta dinas untuk cepat berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyalurkan air," kata dia.

Untuk itu, Ahmad meminta Dinas Pertanian Karawang untuk segera mengecek di lapangan secara benar.

"Kondisi air harus dipastikan sampai ke seluruh saluran air, bukan hanya memantau di irigasi," ucapnya.

Sekitar 350 hektare area sawah di Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jabar, juga terancam gagal panen akibat kekeringan.

Pengurus irigasi Situ Ci-gangsa, Sama, 52, mengatakan selain ketiadaan hujan, Situ Cigangsa mengalami pen-dangkalan.

"Situ sudah kekeringan, padahal 350 hektare area sawah mengandalkan air dari sini," kata Sama.

Kekeringan juga terjadi di Banyumas, Jawa Tengah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas mendistribusikan air bersih untuk 5 desa di 4 kecamatan.

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas Kusworo mengatakan sudah ada lima daerah yang telah mengajukan permintaan bantuan air bersih.

"Lima daerah yang mengajukan permintaan bersih yakni Desa Kalitapen dan Karangtalun Kidul, Kecamatan Purwojati; Desa Panusup-an, Kecamatan Cilongok; Desa Tamansari, Kecamatan Ka-ranglewas; serta Kelurahan Pasir Kidul, Kecamatan Purwokerto Barat," ujarnya.

Berdasarkan data BPBD, dari 331 desa di Banyumas, 55 desa yang tersebar di 21 kecamatan di antaranya merupakan wilayah rawan kekeringan.