Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Menghadapi Arus Mudik, Sejumlah Bus belum Layak Jalan

Nurul Hidayah
09/6/2017 17:01
Menghadapi Arus Mudik, Sejumlah Bus belum Layak Jalan
(ANTARA FOTO/Irfan Anshori)


UNTUK memperlancar arus mudik Lebaran 2017, Kementerian Perhubungan hingga kini telah mengecek kelayakan sebanyak 70% angkutan bus dari sebanyak 15 provinsi. Dari jumlah tersebut, 30% diketahui tidak layak jalan.

Hal tersebut diungkapkan Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan, Pudji Hartanto Iskandar, saat melakukan pengecekan di terminal Harjamukti, Kota Cirebon, Jumat (9/7).

"Pesentase (kendaraan) yang sudah kita lakukan pengecekan 60%-70%," kata Pudji.

Pemeriksaan bus dilakukan di 15 provinsi yang menyelenggarakan angkutan mudik. Dari jumlah tersebut, lanjut Pudji, yang tidak layak jalan ditemukan sebanyak 30%.

"Untuk yang tidak layak jalan sudah diperintahkan untuk diperbaiki lagi," kata Pudji.

Setelah selesai diperbaiki, pemeriksaan baru akan dilakukan kembali. Setelah dinyatakan layak jalan, bus baru akan akan ditempeli oleh stiker sebagai tanda bus tersebut aman dan layak untuk mengangkut penumpang.

Ditargetkan sebelum H-10, pemeriksaan seluruh bus sudah selesai dilakukan.

Keselamatan penumpang menurut Pudji tergantung dari kelayakan bus dan perilaku dari sopir bus itu sendiri. Karenanya sopir bus diminta untuk mematuhi aturan untuk dirinya sendiri, termasuk dengan menggunakan sabuk pengaman.

"Kesehatannya juga harus diperiksa secara rutin," kata Pudji.

Selain itu kepada penumpang, Pudji meminta agar ikut menegur sopir yang ugal-ugalan dan menjalankan bus dengan kecepatan tinggi.

"Kalau penumpang ikut tidur, ya sudah, habis," kata Pudji.

Sementara itu saat melakukan pengecekan bus di terminal Harjamukti, Pudji juga sempat memerikan sebuah bus, Harapan Kita jurusan Cirebon-Surabaya. Pudji terlihat senang melihat bus tersebut sudah layak jalan dan ditempeli stiker.

Namun ia juga sempat mengungkapkan keheranannya melihat kondisi terminal yang sepi.

"Apa karena ada saya," katanya.

Tidak berapa lama, Pudji melihat sebuah bus Sahabat jurusan Cirebon-Merak dengan nopol E 7989 KA bergerak dari halaman belakang terminal menuju pintu keluar.

Pudji pun langsung memerintahkan bus tersebut masuk kembali untuk diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan, bus tersebut mengalami retak kaca depan sepanjang lebih kurang 60 cm.

Pudji pun semakin bertambah berang saat petugas penguji tidak mengetahui lokasi nomor rangka mobil tersebut. Menurut Pudji seharusnya petugas penguji mengetahui di mana lokasi nomor rangka bus sesuai dengan merk bus tersebut.

Pudji pun memerintahkan agar bus Sahabat itu tidak beroperasi sebelum dilakukan pergantian kaca depan yang retak. Sementara penumpang yang sudah ada di dalam bus akhirnya diturunkan dan dicarikan pengganti bus.

Selain itu, Pudji juga menemukan masih ada sisi-sisi terminal yang terlihat kotor. "Banyak sarang laba-laba," kata Pudji.

Padahal menurut Pudji, kedatangannya bukan untuk melakukan sidak. Namun ia kecewa terminal masih tetap kotor.

Pudji pun langsung memerintahkan kepada petugas di terminal untuk membersihkan sarang laba-laba maupun sejumlah sudut yang kotor tersebut.

Sementara itu Kepala Terminal Harjamukti, Kota Cirebon, Edi Kurniadi, menjelaskan jika mereka mengalami kekurangan petugas uji.

"Saat ini kami hanya memiliki 2 petugas uji. Idealnya ada 5 hingga 6 petugas," kata Edi.

Edi pun mengaku siap untuk melaksanakan semau yang sudah diarahkan oleh Dirjen Perhubungan Darat.

Mengenai bus yang tersedia di terminal tersebut, Edi mengungkapkan ada 202 bus yang disiapkan. Namun karena terminal Harjamukti bukan merupakan terminal asal atau tujuan, pada arus mudik nanti terminal ini diprediksi akan sepi.

"Baru akan ramai pada arus balik," kata Edi. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya