Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pemuka Agama Harus Jadi Teladan

(Nda/RF/N-4)
18/5/2017 06:15
Pemuka Agama Harus Jadi Teladan
(Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) saat berdialog dengan para tokoh agama Bangka Belitung di Hotel Novotell Pangkalpinang. MI/Siswantini Suryandari)

SEJUMLAH tokoh pemuka agama di Provinsi Bangka Belitung sepakat untuk menghadapi krisis semangat kebinekaan yang terjadi saat ini dengan memberi teladan kepada umat. Komunikasi antarpemuka agama menjadi kunci penting dalam menciptakan keharmonisan umat beragama. Hal itu mengemuka dalam dialog lintas agama yang dilakukan Menteri Agama dengan para ulama, biksu, ­pengurus majelis taklim, biarawati, pastor, pendeta, tokoh Hindu hingga Konghucu di Pangkalpinang, Rabu (17/5).

Abdul Somad, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Bangka Belitung, mengatakan hubungan antarumat beragama di Babel selama ini harmonis dan terjaga. “Yang bergejolak di Jakarta. Kami bertemu ini agar tidak terjadi di Babel. Kami aktif berkomunikasi,” ujar Abdul. Sebetulnya, lanjut Abdul, masyarakat di Indonesia memiliki rasa toleransi dan tenggang rasa yang tinggi. Tapi di negara-negara lain punya persepsi berbeda. “Ini harus kita waspadai juga,” ujarnya.

Biksu Badra Widiya dari Sungailiat menyambung bahwa krisis kebinekaan ini harus disikapi dengan me-ngeluarkan fatwa untuk tidak bermusuhan antarumat beragama.
“Saya akui kerukunan umat beragama di Babel ini luar biasa, dan bisa menjadi contoh daerah lain agar tidak terjadi krisis kebinekaan,” tegasnya.
Hal sama dikemukakan I Wayan Suta dari perwakilan Hindu dan Pendeta Sunema.

Dalam menanggapi curhatan para tokoh agama itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan keberagaman suku bangsa di Indonesia harus menjadi perekat. “Para pendiri bangsa ini mendirikan negara Indonesia tidak cukup berlandaskan kebangsaan, tapi juga dilandasi dengan kearifan-kearifan yang menjadi lahirnya agama-agama di Indonesia,” ujar Menag.

Namun, diakui Menag, problema demokratisasi yang dijalani bangsa Indonesia saat ini cukup terbuka sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan. Lukman mencontohkan kasus pilkada DKI yang menyita perhatian luas. “Tapi itu sifatnya kasuistik,” tukas Menag. Dia pun menjamin kasus pilkada DKI Jakarta tidak terjadi di daerah lain. Meski demikian, ia berharap para tokoh agama terus meningkatkan komunikasi dan tali silaturahim. “Untuk itu kita yang berbeda agama harus punya komitmen menjaga NKRI,” tegasnya. (Nda/RF/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya