Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung meminta warga tetap waspada atas hujan angin dan puting beliung disertai hujan es yang berturut-turut melanda Kota Bandung.
Kepala BMKG Klas 1 Bandung, Tony Agus Wijaya menjelaskan, fenomena hujan
angin dan puting beliung disertai hujan es ini terjadi karena wilayah Bandung sedang memasuki periode peralihan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau yang diprediksi akan dimulai pada bulan Juni mendatang.
"sepanjang tahun 2017 telah terjadi tiga kali hujan es di Bandung, yang pertama pada 19 april, selanjutnya 23 April dan yang terakhir 3 mei 2017. Hasil pantauan di citra satelit BMKG, di tiga kejadian ini terdapat awan Cumulonimbus di atas Kota Bandung karena faktor pemanasan sinar matahari di pagi hari, semua kejadian ini karena faktor alam, " beber Tony, Kamis (4/5).
Dia mengungkapkan, karakteristik cuaca di periode peralihan biasanya ditandai dengan gejala cuaca yang relatif labil dan berpotensi pada terjadinya cuaca ekstrem, baik itu hujan lebat ataupun hujan es yang kadang disertai petir ataupun angin kencang.
Jika puncak awan sudah mencapai 13 km bisa berpotensi terjadi cuaca ekstrem berupa hujan es dan disertai petir atau angin kencang. Oleh sebab itu, karena baru bulan Juni wilayah Bandung mulai memasuki musim kemarau, warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya kembali cuaca ekstrem disertai hujan es.
"Hujan es masih berpotensi di masa pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, kira-kira sampai akhir bulan Mei, "tuturnya.
Tony menerangkan, sebenarnya cuaca ekstrim dapat diprediksi satu jam sebelum kejadian dengan melihat data dan radar cuaca di BMKG. Namun karena kejadian angin kencang dan hujan es yang wilayah kejadiannya lokal, ditambah waktu kejadiannya singkat dan faktor yang menyebabkannya saling berkaitan dengan faktor lingkungan, sehingga peringatan dini masih secara umum dan belum dirinci wilayahnya dan waktunya.
Lebih jauh, dari tiga kejadian fenomena hujan es tersebut ditemukan perbedaan suhu permukaan tanah di wilayah Bandung. Angin di sekitar permukaan tanah, kata dia, akan terkumpul di tempat yang suhunya lebih panas daripada wilayah sekitar yang umumnya terjadi di perkotaan atau perbatasan desa dengan kota.
"kejadian hujan es juga didukung oleh adanya anomali suhu permukaan laut di
perairan Jawa Barat yang masih cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi
pembentukan awan konvektif dan berpotensial hujan lebat, " terangnya.
Upaya mencegah timbulnya korban jiwa maupun materi, lanjut dia, masyarakat
diupayakan segera lakukan pemotongan atau menebang ranting pohon yang rawan
tumbang. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga kebersihan saluran air untuk mengurangi dampak banjir atau genangan air dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
"Selain meningkatkan kewaspadaan, masyarakat juga sebaiknya tidak memarkirkan kendaraannya di bawah pohon untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.
Seperti diberitakan, dalam dua bulan terakhir ini Kota Bandung diserang puting beliung dan hujan es. Kejadian itu pertama kali menyergap sejumlah kawasan pada Rabu, 19 April. Empat hari berselang, Minggu, 23 April, hujan es kembali terjadi di sejumlah tempat di Bandung disertai angin kencang yang merobohkan belasan pohon.
Serta yang terakhir Rabu, 3 Mei 2017 hujan badai disertai es kembali melanda pusat Kota Bandung. Sejumlah pohon dan baliho di sejumlah jalan tumbang akibat tidak bisa menahan angin kencang.
Sementara itu dilaporkan hujan es juga terjadi di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung sekitar jam 15.00 diawali dengan awan gelap disertai suara petir yang menggelegar.
"Hujan deras terjadi selama 15 menit diawali dengan kumpulan awan hitam di
atas langit, kalau hujan es-nya hanya berlangsung sekitar 5 menit saja. Kami khawatir timbul kejadian yang tidak diharapkan karena hujan es baru pertama kali terjadi di wilayah ini, " ucap Rohayati, warga Kampung Astaraja, Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved