Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Raup Penghasilan Besar dari Beternak Ayam Joper

Abdus Syukur
04/5/2017 15:28
Raup Penghasilan Besar dari Beternak Ayam Joper
(Mulyono tengah memberi pakan dan suplemen vitamin lewat minuman untuk ribuan ayam joper miliknya---MI/Abdus Syukur)

DENGAN cekatan serbuk vitamin berwarna kuning dicampurkan ke air dalam jerigen berukuran 20 liter dan diaduk hingga benar-benar larut. Selanjutnya, air vitamin itu dituangkan ke wadah-wadah plastik yang
disiapkan untuk tempat minum dari ribuan ekor ayam jowo super (joper).

Mulyono, 57, warga Desa Sucorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban kemudian membawa wadah-wadah itu masuk ke kandang-kandang, untuk minuman sekitar 1.500 ekor ayam yang diternakkannya. "Minuman sengaja dicampur vitamin agar ayam tidak mudah terserang penyakit dan gampang mati," kata Mulyono.

Setiap pagi dan sore hari, Mulyono mendatangi kandangnya yang berada di pinggiran pantai Tuban, di antara lokasi tambak milik warga yang lain. Di tempat yang teduh dan dipenuhi pohon cemara laut itu, Mulyono menernakkan ayam joper miliknya.

Mulyono menuturkan, dia memulai usahanya sekitar dua tahun lalu karena tertarik dengan tawaran PT Semen Gresik (SG) Tuban bersama Universitas Gajah Mada (UGM), untuk penggemukan ayam joper. Dia tertarik karena ayam yang digemukkan ialah jenis ayam lokal, yakni ayam jawa atau ayam kampung.

“Biasanya kalau penggemukan itu jenis ayam seperti broiler, ini ayam kampung, hasil penelitian UGM. Makanya saya bersama sejumlah teman tertarik dan menerima tawaran dari PT SG Tuban itu. Kami diberi pelatihan dulu, mulai dari pembuatan kandang hingga pemberian makan dan minum ayam yang dipelihara,” terang Mulyono.

Mulyono yang awalnya bekerja serabutan tersebut, juga menerima bantuan modal dari PT SG Tuban untuk memulai usaha ternak ayam jopernya. Modal yang diberikan untuk pembuatan kandang, pembelian bibit ayam, dan biaya pakan hingga ayam bisa dijual ke pasaran.

Menurut Mulyono, beternak ayam joper ini sangat menguntungkan daripada jenis lain terutama broiler. Ayam joper disebutnya lebih tahan terhadap penyakit, pakan lebih irit, dan pertumbuhannya lebih cepat.

Dari perhitungan usaha, penggemukan ayam joper ini sangat menguntungkan. Untuk pembelian bibit minimal 100 ekor dengan harga Rp5.200/ekor. Lalu biaya pakan setiap 100 ekor membutuhkan 4 kantong pakan kemasan 25 kilogram selama masa pemeliharaan yang diperkirakan 60 hari, senilai Rp2 juta. Kemudian bubuk vitamin Rp200.000.

“Awalnya yang saya pelihara hanya 500 ekor. Ternyata waktu yang diperkirakan 60 hari bisa menjadi lebih cepat lagi, hanya 50 hari, sudah bisa dijual dengan harga Rp 27.000/ekor. Saat itu juga hasil penjualan pertama, saya membeli bibit lebih banyak, karena keuntunganya lumayan,” tutur Mulyono.

Yang awalnya hanya satu kandang, sekarang Mulyono memiliki tiga kandang. Ayam joper yang digemukkannya saat ini bukan hanya 500 ekor, melainkan sudah sekitar 2.000 ekor dalam kurun waktu 2 tahun. "Untuk pemasaran, awalnya saya masih bingung. Tapi sekarang sudah tidak lagi, karena sejumlah tengkulak langsung datang sendiri untuk membelinya."

"Penghasilannya lumayan besar untuk kebutuhan sehari-hari dan saya juga bisa menabung untuk keperluan lain. Semua ini berkat jasa dan bantuan dari PT SG Tuban,” sambung Mulyono penuh syukur.

Menurut Kepala Departemen Komunikasi dan Sarana Umum PT SG Pabrik Tuban Aris Sunarso, meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat menjadi tanggung jawab semua pihak. PT SG Tuban pun melalui program Desa Perkasa, berupaya membangun masyarakat di sekitar lokasi pabrik untuk menjadi kuat secara ekonomi dan kehidupannya semakin membaik.

“Kami terus memikirkan peningkatan taraf kehidupan masyarakat sekitar. Selain peningkatan ekonomi, kami juga berupaya agar kesehatan warga tetap terjamin, seperti dengan pembangunan rumah layak huni maupun pembangunan jamban sehat," tandas Aris. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya