TIDAK adanya pemeliharaan dan penjagaan aset pemerintah daerah membuat rumah pompa di samping mal Season City beralih fungsi.
Kini, rumah pompa milik Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat yang berlokasi di Jalan Jembatan Besi Raya, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, itu berubah jadi area parkir liar. Ratusan sepeda motor setiap harinya terparkir di sana.
"Yang parkir kendaraan di sini biasanya karyawan dan pengunjung mal. Kalau parkir di mal, biaya mahal. Kalau di sini murah," ujar salah satu juru parkir di sana, Ghofur.
Ia mengaku bersama sejumlah rekannya sesama pengangguran memanfaatkan area seluas 600 meter persegi itu untuk mencari penghasilan.
"Usaha parkir ini dikelola oleh warga sini. Ada 40 orang," ujarnya.
Area parkir itu mampu memuat 250 kendaraan roda dua dalam satu waktu. Jika area rumah pompa sudah penuh, bahu jalan pun digunakan.
Tarif sekali parkir diklaim Ghofur lebih murah di tempatnya ketimbang memarkir kendaraan di dalam mal.
Ia mematok tarif Rp4.000 sekali parkir sementara pengelola gedung mal menetapkan tarif Rp3.000 per jam.
Meski bertarif murah, Ghofur dan kawan-kawan bisa meraup penghasilan Rp1 juta-Rp1,5 juta per hari.
Dalam sebulan, minimal mereka mendapat Rp30juta-Rp40 juta.
Tentunya penghasilan sebesar itu harus dibagi bersama teman-temannya yang bekerja secara sif.
"Usaha ini sudah ada sejak rumah pompa ini dibangun pada 2011. Usaha ini dilakukan untuk membina warga yang pengangguran agar bisa bekerja dan tidak melakukan tindakan kriminal seperti mencuri," ujar Ghofur yang juga Ketua RW 05 Kelurahan Jembatan Besi tersebut.
Ia menolak jika usaha yang dikelolanya itu disebut ilegal.
Pasalnya, setiap bulannya ia rutin menyetor ke aparat pemerintah.
"Saya punya surat izin dari pejabat Pekerjaan Umum. Saya setor uang parkir ke Pemda sekitar Rp1,5 juta per bulan. Apanya yang ilegal?" tanyanya.
Saat dihubungi di kesempatan berbeda, Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat, Pahala Tua, membantah keterangan Ghofur itu.
"Itu bisa-bisanya mereka saja bikin usaha parkir di sana. Itu statusnya parkir liar. Saya tidak mengerti itu bisa bertahun-tahun di sana," ujar Pahala.
Saat ditanya adanya setoran bulanan yang secara rutin diberikan pengelola parkir ke petugas, Pahala membantah pihaknya yang menerima setoran itu.
"Apa itu? Saya tidak tahu-menahu soal itu," tegasnya.
Ia menerangkan rumah pompa itu dibangun untuk menaruh alat-alat berat seperti pompa air mobile untuk menangani banjir di sekitar Grogol dan Tambora.
Rencananya, menyambut musim hujan yang biasanya jatuh di pertengahan Januari, pihaknya akan segera menempatkan alat-alat berat di area itu.