Tidak Takut Rugi, PT KCJ Hidupkan lagi Jalur Kota-Priok
MI
22/12/2015 00:00
(ANTARA)
KEMARIN, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menghidupkan kembali kereta rel listrik (KRL) jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok. Dengan karcis seharga Rp2.000, kini masyarakat bisa menikmati jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok dalam waktu 20 menit.
"Satu hari dioperasikan tiga kali perjalanan pergi-pulang dengan tarif Rp2.000 sekali perjalanan. Ada tiga stasiun yang dilintasi, yaitu Stasiun Jakarta Kota, Kampung Bandan, dan Tanjung Priok. Bebas macet, cukup 20 menit sudah sampai tujuan," ungkap Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko, setengah berpromosi saat meresmikan jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok itu itu, kemarin.
Tidak setiap jam kereta tersedia. Dari Stasiun Jakarta Kota, setiap harinya hanya ada tiga pemberangkatan, yakni pukul 11.40 WIB, 13.05, dan 14.25.
Sementara itu, dari Stasiun Tanjung Priok, pemberangkatan juga hanya ada tiga, yakni pukul 12.30 WIB, 13.55, dan 16.30.
Untuk sementara, kereta tidak akan berhenti di Stasiun Ancol. Stasiun tersebut belum bisa dioperasikan karena masih dalam proses peremajaan dan perpanjangan peron.
Hermanto menambahkan, pemerintah telah menginvestasikan Rp100 miliar untuk mengoperasikan kembali jalur yang sempat ditutup pada 2009 itu. Jalur tersebut ditutup karena pengguna kereta yang sangat sedikit dan PT KAI merugi.
"Sekarang kembali dibuka semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Jadi walaupun nanti sepi, jalur ini tetap ada. Pemerintah sudah mengeluarkan sekitar Rp100 miliar, dan itu untuk melayani masyarakat," papar Hermanto.
Selain memberi layanan kepada masyarakat, sambung dia, pembukaan kembali jalur itu sekaligus untuk mengamankan aset Kementerian Perhubungan. Pasalnya, saat ditutup, jalur itu dipenuhi ratusan gubuk liar.
Leni, 25, salah seorang warga yang bekerja di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, merasa terbantu dengan dihidupkannya kembali jalur yang sempat mati tersebut. Selain biaya transportasi yang lebih murah, waktu juga lebih dihemat.
"Itu yang paling penting, hemat waktu. Cukup 20 menit sudah sampai kantor. Masalah masyarakat Jakarta saat ini ialah macet, itu yang bikin stres. Sampai kantor bukan dalam keadaan segar, melainkan kelelahan. Kalau naik kereta, badan tetap segar saat sampai di kantor," ujarnya.
Dengan sengaja, Leni bersama teman-teman sekantornya menjajal pengoperasian kereta itu, kemarin.
Gerbong berpendingin udara dan waktu singkat yang ditempuh membuatnya mengambil keputusan untuk beralih moda transportasi ke kereta api. (Sri Cahya Lestari/J-1)