Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
KAMIS (12/1) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, tersebar informasi, sekelompok orang akan menyerang Kantor Sekretariat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Kabupaten Bogor, di RT 005 RW 03 Kampung Tegalwaru, Kecamatan Ciampea.
Saat itu, suasana di Kampung Tegalwaru yang berjarak sekitar 2 kilometer dari jalan utama Ciampea sudah sepi. Namun, sesekali keheningan malam terpecah akibat suara kendaraan roda dua yang melintas.
Tiba-tiba kesunyian berubah menjadi hiruk pikuk. Belasan polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Ciampea mendatangi kompleks Kantor Sekretariat GMBI. Di lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi itu, berdiri tiga bangunan, yaitu kantor sekretariat, rumah tinggal, dan aula.
Sebanyak 15 polisi datang untuk memberikan pengamanan. Mereka membangunkan seluruh penghuni dan mengevakuasi mereka ke sejumlah tempat yang dinilai aman. Menurut Ketua Distrik GMBI Kabupaten Bogor Sambas Alamsyah, insiden itu diketahuinya dari sang istri dan anggota GMBI. Saat kejadian, dia tengah berada di Bandung.
“Di rumah dan kantor sekretariat saat itu ada istri saya, Eri Komariah, 40, dan anak saya, Seza Kiyandara Alamsyah, 8. Mereka ditemani Sekretaris Distrik GMBI Suprapto, 33, pengurus GMBI bidang ekonomi Taufik alias Jopek, 30, dan Andi, 40,” tuturnya.
Petugas dari Polsek Ciampea mengevakuasi istri Sambas ke rumah mertuanya yang berjarak sekitar 500 meter dari kantor sekretariat dan lainnya diungsikan ke tempat berbeda. Untunglah polisi bertindak cepat. Jika tidak, istri dan kerabat Sambas bakal terkena imbas amuk massa.
Sekitar pukul 03.00 WIB, secara tiba-tiba segerombolan orang datang menyerang. Para pelaku mengenakan pakaian putih, mengendarai mobil dan sepeda motor. “Saya menghitung ada 14 sepeda motor,” ungkapnya.
Polisi yang sudah berjam-jam berjaga tidak mampu menghalau massa karena kalah jumlah. Diperkirakan, sekitar 150 orang terlibat dalam aksi anarkistis itu. Perusakan tidak terhindarkan. Selama 2 jam, ketiga bangunan tersebut menjadi bulan-bulanan. Menurut saksi yang meminta identitasnya dirahasiakan, massa membawa batang bambu dan bom molotov.
Karena tidak puas merusak, gerombolan itu membakar bangunan dan mebel-mebel di dalamnya. Kendaraan dan dokumen-dokumen ikut musnah. Kini Kantor Sekretariat GMBI tinggal puing. Garis polisi terpasang di sekitar bangunan. Diperkirakan, kerugian yang diderita mencapai Rp500 juta.
Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Andi M Dicky Pastika Gading mengatakan pembakaran dilakukan secara spontan. Dia juga membantah para pelaku memakai bom molotov untuk membakar bangunan. “Itu bahan-bahan kain yang mudah terbakar,” tukasnya. (DD/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved