Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Terminal Pulo Gadung dan Rawamangun Mulai Sepi

Nicky Aulia Widadio
10/1/2017 03:00
Terminal Pulo Gadung dan Rawamangun Mulai Sepi
(MI/Ramdani)

TERMINAL Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, yang diresmikan pada 28 Desember 2016 perlahan mulai menggantikan peran Terminal Rawamangun dan Terminal Pulo Gadung.

Itu terlihat dari penurunan jumlah penumpang yang drastis, juga penutupan permanen loket PO trayek Jawa Tengah dan Jawa Timur, di kedua terminal.

Di Terminal Rawamangun, tak tampak bus jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur di area keberangkatan.

Hanya ada beberapa bus Trans-Jakarta ke Pulogebang, DAMRI rute Bandara Soekarno-Hatta, serta sejumlah bus antarkota rute Sumatra dan Denpasar, Bali.

Kepala Terminal Rawamangun, Bastian, mengatakan sejak 16 Agustus 2016 keberangkatan bus rute Jawa Tengah dan Jawa Timur telah pindah ke Terminal Pulugebang.

"Tapi penjualan tiket sementara masih ada," kata Bastian kepada Media Indonesia, Senin (9/1).

Sejumlah loket penjualan tiket rute Jawa Tengah dan Jawa Timur juga masih beroperasi seperti biasa.

Penumpang yang membeli tiket diangkut menggunakan bus Trans-Jakarta menuju Terminal Pulogebang.

Biaya bus Trans-Jakarta menuju Pulogebang pun ditanggung agen bus.

Nining Hertini, 43, salah satu penumpang, Minggu (8/1) siang itu datang ke Terminal Rawamangun untuk naik bus menuju Solo.

Lantaran bus tak lagi berangkat dari Rawamangun, ia harus menggunakan bus Trans-Jakarta menuju Terminal Pulogebang.

Nining mengaku sebetulnya telah mengetahui perihal pemindahan keberangkatan itu.

Namun, ia tetap memilih berangkat melalui Rawamangun karena lebih dekat dengan rumahnya di Tebet, Jakarta Selatan.

"Kalau sudah pindah seluruhnya, ya mau enggak mau ngikut, cuma kalau ke sini kan lebih dekat dan masih bisa beli tiket," kilah Nining.

Pemindahan itu sontak berpengaruh pada jumlah penumpang.

Salah satu agen bus dari PO Shantika, Erwin Simanjuntak, mengatakan saat ini sehari hanya memberangkatkan 10-15 penumpang.

Sebelumnya bisa mencapai 30 orang per hari.

Sebaliknya di Terminal Pulo Gadung, sejumlah PO bus masih melayani penjualan tiket dan pemberangkatan menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Salah seorang agen dari PO Jaya Ponorogo yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, hingga Minggu (8/1) masih memberangkatkan penumpang dari sana.

"Masih, cuma sekarang drastis banget turunnya. Enggak seperti dulu," ungkapnya

Loket dipindah

Bagi Erwin, pihaknya dan beberapa PO bus lain tak keberatan jika lokasi pemberangkatan dipindah ke Pulogebang, tapi masih diperbolehkan menjual tiket di Rawamangun.

Namun, Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah mengeluarkan surat edaran untuk segera menutup loket penjualan tiket di Terminal Pulo Gadung dan Rawamangun per 28 Januari 2017.

Keputusan tersebut, menurut Erwin, jelas memberatkan kalangan PO bus.

Ia mengkhawairkan keha-diran terminal bayangan dan agen bus liar justru lebih diminati para penumpang ketimbang harus berjauh-jauh ke Terminal Pulogebang.

"Pemerintah harus jamin dulu enggak ada lagi terminal bayangan dan agen bus liar," tandasnya.

Terkait dengan itu, Bastian menegaskan pemindahan operasional (penjualan tiket dan pemberangkat-an bus) terus disosialisasikan kepada para agen perjalanan.

Bahkan per Januari 2017, para agen tak lagi ditarik biaya retribusi sebesar Rp100 ribu per bulan.

"Januari ini kita setop tarik retribusinya sebagai bagian dari sosialisasi," kata Bastian.

Area loket Terminal Pulo Gadung pun tampak sepi dari calon penumpang.

Ada satu penumpang, Rudi, 37, duduk merengut di area tunggu penumpang di depan loket.

Ia kesal lantaran harus membeli tiket seharga Rp200 ribu untuk ke Pemalang, Jawa Tengah.

Biasanya ia hanya perlu membayar Rp80 ribu-Rp 100 ribu untuk satu tiket.

"Lain kali daripada kayak gini mending saya ke Pulogebang," tutur warga Rawamangun itu. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya