Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Kepentingan Dapur, Sadarkan Pengamen

04/1/2017 08:20
Kepentingan Dapur, Sadarkan Pengamen
(ANTARA/WAHYU PUTRO)

KAWASAN Kota Tua semakin menarik untuk dikunjungi. Apalagi, destinasi wisata murah di Jakarta ini mulai berbenah.Beragam hiburan ditampilkan para seniman di sana.

Seniman seperti pengamen jalan, misalnya turut meramaikan kawasan Kota Tua. Setiap pojok kawasan Museum Fatahillah, mereka biasa ditemui tengah menghibur pengunjung.

Sebelumnya, kehadiran musisi jalanan tersebut sangat mengganggu pengunjung. Kini, mereka lebih tertata. Setelah dibentuk komunitas dan dibina pihak Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua, tak ada lagi di antara mereka berebut lapak hingga membuat pengunjung resah.

"Kami sekarang dibagi beberapa titik, mainnya di lorong enggak boleh ke tengah (lapangan depan Museum Fatahillah). Lalu mainnya shift-shift juga dibagi waktunya," kata Aris, salah satu pengamen jalanan yang tergabung dalam komunitas Kota to Art, akhir pekan lalu.

Langkah tersebut, jelas Aris, disadari sebagai bentuk komitmen para musikus yang ada di Kota Tua. Mereka bersama UPK bertekad untuk menjaga kawasan Kota Tua lebih tertata. Jika tidak saling menjaga, kawasan Kota tua menjadi tidak menarik sehingga dijauhi masyarakat. "Kami juga yang rugi nantinya. Intinya, kami sama-sama menjaga kawasan Kota Tua," ujarnya

Rafika, 29, salah satu pengunjung Kota Tua mengatakan, pengamen Kota Tua tidak sebanyak seperti enam bulan lalu saat ia kunjungi. "Kalau dulu kan belum lima menit ada lagi pengamennya. Tekor juga, kalau enggak dikasih, maksa. Sekarang lebih jarang sih," ujar Mahasiswa semester lima, perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.

Kehadiran pengamen di Kota Tua, kata Rafika, sebaiknya tidak disingkirkan. Ia setuju dengan penataan dan pembinaan yang dilakukan pengelola kawasan Kota Tua sebab kehadiran pengamen bisa dijadikan salah satu hiburan para pengunjung.

Kepala UPK Kota Tua Norviadi S Husodo mengatakan, ada sekitar 15 komunitas seniman yang dibina pihaknya. Mereka diminta untuk saling menjaga kenyamanan Kota Tua. Intinya, kawasan Kota Tua sebagai ladang rezeki sehingga kenyamanan dan keamanan ialah kewajiban bersama.

"Terkadang mereka juga bantu amankan para pencopet, pemabuk yang buat onar. Intinya mereka sama-sama jaga tempat mereka mencari rezeki," ujar Norviadi.

Rencananya, ungkap Norviadi, pihaknya akan menyiapkan panggung mini permanen. Di sana para musikus bisa menghibur pengunjung Kota Tua. Jadi, mereka tidak lagi berkeliling menghampiri pengunjung.

"Kami buatkan panggung dan pengunjung yang mendatangi mereka. Ibaratnya balai hiburan rakyat," ujarnya. Namun, ia enggan menyebutkan kapan rencana tersebut bisa direalisasikan. (Mal/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya