Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Menikmati Kawasan Kota Tua tanpa Kerisauan

Akmal Fauzi
04/1/2017 08:10
Menikmati Kawasan Kota Tua tanpa Kerisauan
(MI/RAMDANI)

WISATAWAN yang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat, kini bisa leluasa menikmati jejak sejarah di sana. Selain pedagang kaki lima yang sudah ditata, pencopet yang biasa beraksi pun mulai tiarap.

Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua membentuk tim satuan tugas (satgas) untuk mengamankan kawasan Kota Tua. Sejak tim dibentuk Februari 2016 lalu, praktis laporan pencopetan berkurang.

"Sebelum ada satgas ini dulu setiap hari ada saja laporan copet, ditodong. Sekarang sudah berkurang," kata Kepala UPK Kota Tua Norviadi S Husodo, akhir pekan lalu.

Satgas UPK berjumlah 73 orang. Mereka tersebar di beberapa titik rawan, di antaranya di tujuh titik lorong pintu masuk kawasan Museum Fatahillah. Tim itu mudah dijumpai. Dengan mengenakan seragam kemeja dan celana hitam, mereka memantau kegiatan para pengunjung. Tak hanya itu, ungkap Norviadi, ada tim yang hilir mudik (mobile). Mereka bisa bergerak cepat mengawasi pengunjung kawasan Kota Tua.

"Ada dua orang tim mobile. Mereka patroli tak pakai seragam. Dua orang inilah biasanya yang tangkap-tangkap pencopet dan setelah itu diserahkan ke polisi," jelasnya.

Tim satgas itu, lanjut Norviadi, sengaja dibentuk untuk mengamankan kawasan Kota Tua yang kini semakin diminati masyarakat. Peningkatan pengamanan sejalan dengan revitalisasi yang tengah dilakukan di Kota Tua.

Mereka, jelas Norviadi, telah disiapkan dan dilatih kepolisian dan TNI. Segenap strategi dan pelatihan mengamankan kawasan Kota Tua diajarkan.

Apalagi sejak setahun lalu kawasan Kota Tua sudah ditetapkan sebagai objek vital. Norviadi mengatakan, di akhir pekan, pihaknya juga selalu menangkap remaja yang mabuk-mabukan saat kondisi Taman Fatahillah ramai pengunjung.

Mantan preman

Dalam pembentukan satgas, ungkap Norviadi, pihaknya sengaja merekrut warga sekitar, seperti mantan preman. Hal itu tentunya membantu pemetaan para pencopet yang biasa beraksi di kawasan Kota Tua. Penempatan tim satgas juga diarahkan kepada titik-titik rawan yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Selain itu, titik-titik yang memungkinkan timbulnya tindak kriminalitas di sana. "Sebagian kami ambil dari warga sekitar. Ada sekitar 30 orang. Mereka sudah tahu tuh siapa saja yang beraksi. Diikutin, saat beraksi tinggal comot kasih ke polisi," tukasnya.

Untuk menambah keamanan, pihaknya juga memasang closed circuit television (CCTV) di Kota Tua. CCTV tersebar hampir merata di sejumlah titik di kawasan Kota Tua, khususnya yang terpetakan rawan kejahatan. Ke depan direncanakan penambahan CCTV di sejumlah tempat untuk menambah keamanan.

"Ada lima CCTV dipasang Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Metro Jaya. Ada beberapa titik seperti di Jalan Kunir, lalu Kafe Batavia, Museum Sejarah, dan dekat Kantor Imigrasi," ujarnya.

Beberapa pengunjung mengaku kawasan Kota Tua kini lebih tertata dan aman.

Andriyansah, 31, salah satu pengunjung Kota Tua, mengaku kini kawasan itu tak seperti dulu. Ia pun tak perlu waswas jika harus berkunjung meskipun saat kawasan Kota Tua padat pengunjung. "Bawa anak istri juga aman-aman saja sekarang. Bersih PKL, copet. Kalau dulu ke sini bawaannya waswas saja. Banyak preman, sekarang lebih steril," ujar Warga Tambora, Jakart Barat, itu. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya