Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
WARGA Kota Bekasi yang sehari-hari beraktivitas mengandalkan transportasi umum merasa terbantu oleh beroperasinya bus Trans-Jakarta di kota tersebut. Sayangnya, transportasi massal ikon Jakarta itu tidak memiliki jalur khusus di Bekasi sehingga perjalanan lamban karena terhambat kemacetan.
Warga berharap ada jalur khusus (busway) untuk bus tersebut, seperti halnya di Ibu Kota, agar perjalanan lebih singkat dan masyarakat mau meninggalkan kendaraan pribadi untuk berpindah ke Trans-Jakarta.
Salah seorang penumpang bus Trans-jakarta jurusan Bekasi (Summarecon)-Bundaran HI, Nur Hayana, 29, mengaku, sejak bus itu beroperasi di kotanya akhir April lalu, perjalanannya menuju kantor di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, lebih mudah. Oleh karena itu, transportasi lain yang digunakan sebelumnya ia tinggalkan.
“Menumpang bus Trans-Jakarta lebih mudah dan nyaman. Bisa langsung turun di depan kantor,” kata dia kepada Media Indonesia, pekan lalu.
Menurut warga Pondok Ungu Permai itu, selain tarifnya murah, yakni Rp3.500, bus Trans-Jakarta lebih nyaman. Bus tidak mengakut penumpang berlebih dan dilengkapi pendingin udara. “Kalau sudah ada penumpangnya, langsung jalan. Tidak menunggu sampai penumpang penuh sesak,” jelas Nur.
Namun, ia menyayangkan di kota penyangga Jakarta, bus itu tidakmemiliki jalur khusus dan harus bercampur dengan kendaraan lain. Akibatnya, laju bus terhambat karena harus ikut dalam kemacetan lalu lintas. Apalagi, saat ini rute Trans-Jakarta lebih panjang, yakni sampai Halte Summarecon Mall Bekasi di Jalan Boulevard Timur Summarecon, Bekasi Selatan.
“Karena rutenya diperpanjang, sepanjang jalan itu pula pasti macet. Selama belum ada jalur khusus, pasti laju Trans-Jakarta terhambat,” ujarnya.
Pengguna bus Trans-Jakarta lainnya, Mutia, 25, menambahkan, selain terkena kemacetan di dalam Kota Bekasi, hal serupa terjadi di ruas Tol Jakarta-Cikampek, yakni mulai pintu masuk Tol Bekasi Timur hingga Cawang. Bus baru bisa melaju tanpa hambatan ketika masuk jalur khusus di Halte Cawang BNN, Jakarta Timur. “Makanya kami meminta Pemkot Bekasi sediakan jalur khusus,” kata dia.
Tidak memaksa
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono menyampaikan pengelola bus tidak ingin memaksa pemerintah daerah mitra Jakarta untuk menyediakan jalur khusus Trans-Jakarta. Itu disebabkan ia khawatir hal tersebut menimbulkan gesekan dengan angkutan umum yang lebih dulu ada di wilayah tersebut.
“Kami tidak mau mengubah tatanan yang ada, sebab pasti di wilayah tersebut sudah ada angkutan umum yang eksis sejak dulu,” ucapnya.
Ia juga mengungkapkan penyediaan jalur khusus bukan hal utama dalam mengoperasikan bus itu. Apalagi, dari 78 rute perjalanan bus Trans-Jakarta di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, hanya 12 rute yang benar-benar melaju sesuai dengan koridor.
“Tidak ada koridor (jalur khusus) Bukan masalah. Hanya 12 rute yang jalan sesuai dengan koridor dan yang lainnya mix (campur dengan kendaraan lain). Lagi pula, jangan merusak tatanan yang ada,” kata Budi.
Dalam menanggapi permintaan warga Bekasi agar ada busway di kota itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana menyatakan belum bisa memastikan kapan di wilayahnya ada jalur khusus bus Trans-Jakarta. Lebar jalan di Kota Bekasi belum memenuhi standar untuk penempatan busway. “Sampai saat ini belum ada rencana penyediaan jalur khusus,” ucapnya.
Saat ini lebar jalan protokol di Kota Bekasi rata-rata 8 meter sehingga hanya bisa diperuntukkan jalur reguler. Meski demikian, ia bakal berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) untuk merencanakan pelebaran jalan agar hadirnya bus Trans-Jakarta di tengah kota tidak menimbulkan kemacetan.
“Yang paling memungkinkan (dibangun busway) Jalan Ahmad Yani. Namun, itu masih dipertimbangkan,” ujarnya. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved