Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Ahok Sebut Tim Pemenangan Harus Kerja Keras

Yanurisa Ananta
05/10/2016 16:04
Ahok Sebut Tim Pemenangan Harus Kerja Keras
(MI/Galih Pradipta)

MENANGGAPI menurunnya elektabilitas dirinya dan pasangan, calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat tidak banyak ambil pusing. Ia hanya menyebut penurunan elektabilitas harus ditanggapi dengan kerja keras oleh tim pemenangan.

"Artinya tim harus kerja keras, bagus itu kan. Jadi, saya katakan, saya tidak perlu bayar lembaga survei. Enak kan numpang aja gitu kan?" tutur Ahok di Balai Kota, Jumat (5/10).

Sebelumnya, Lingkaran Survey Indonesia (LSI) menyebut elektabilitas Ahok-Djarot hanya sebesar 31,1% di awal Oktober 2016. Berbeda dari survey Maret yang sebesar 59,3%.

LSI menyebut salah satu alasan penurunan elektabilitas disebabkan sejumlah penertiban dan relokasi yang dilakukan mantan Bupati Belitung Timur itu.

Namun, Ahok hanya mengatakan sudah menjadi tugasnya merapikan Jakarta supaya menjadi lebih manusiawi. Manusiawi yang dimaksud adalah dengan memberi fasilitas lebih baik berupa rumah susun (rusun) dan fasilitas pendidikan serta kesehatan.

"Saya disumpah untuk merapikan Jakarta. Kamu minta saya merapikan Jakarta. Kasih tahu saya caranya bagaimana sih kalau orang sudah uruk sungai dari 60 meter jadi 20 meter dan bikin rumah, caranya bagaimana? Ya pindahin mereka ke rusun kan?" tandas Ahok.

Relokasi ke rumah susun dijanjikan Ahok segera setelah rusun selesai dibangun. Menurutnya, tidak penting akan kembali terpilih sebagai gubernur lagi atau tidak. Jabatan gubernur tidak berarti kalau sungai dan kali Jakarta tidak kunjung rapi.

"Soal terpilih atau tidak kan urusan kedua, kalo cuma gara-gara mau terpilih ya buat apa kamu pilih saya jadi gubernur tapi sungai semua enggak rapi," imbuh Ahok.

Ahok mengatakan saat ini kondisi Jakarta sama seperti Tiongkok dan Eropa PADA 1960-an. Artinya, Jakarta sudah ketinggalan jauh dari kedua kawasan tersebut. Ia menegaskan sungai dan danau yang jorok itu tidak akan menjadi budaya DKI Jakarta.

"Masa kamu mau mengklaim sungai yang jorok yang diokupasi rumah-rumah enggak sehat itu, itulah budaya DKI. Ada enggak yang berani ngomong begitu? enggak kan?" tandasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya