Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Sindikat Internasional Gemar Manfaatkan WNI

MI/ARIES WIJAKSENA
05/9/2015 00:00
Sindikat Internasional Gemar Manfaatkan WNI
(MI/GALIH PRADIPTA)
DIREKTORAT Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menyebutkan masuknya narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) ke batas-batas negara paling banyak dibawa warga negara Indonesia (WNI).

"Selama kurun waktu lima tahun terakhir sebanyak 423 WNI menjadi kurir dan terlibat dalam upaya penyelundupan napza ke Indonesia, disusul 250 orang asal Asia selain Indonesia, 34 orang asal Eropa, 33 orang asal Afrika, dan 18 orang dari berbagai negara lainnya," kata Kasudit Humas dan Penyuluhan DJBC Haryo Limanseto di Jakarta, kemarin.

Menurut Haryo, dari sekian banyak kurir yang terlibat dalam upaya penyelundupan napza, 25% di antara mereka perempuan.

"Hal ini sangat ironis karena perempuan dianggap sebagai salah satu benteng utama generasi penerus di lingkup keluarga. Mereka justru terlibat dalam peredaran barang haram yang masuk ke Indonesia," kata dia.

Haryo juga mengungkapkan, sampai Agustus 2015, DJBC telah berhasil menggagalkan 103 upaya penyelundupan napza yang masuk ke Indonesia selama tahun ini dengan total tangkapan seberat 259.601,28 gram.

"Kami berhasil menyelamatkan jutaan generasi penerus bangsa dari bahaya akan penyalahgunaan napza," klaim Haryo.

Ia menambahkan, jumlah tangkapan napza yang dilakukan DJBC dalam lima tahun terakhir memang cukup banyak. Namun, sitaan paling banyak didapat pada 2014, sebanyak 4.206.566,40 gram dengan perincian 316.057,90 gram narkotika dan psikotropika, serta 3.890.509,00 gram prekursor.

"Maraknya upaya penyelundupan napza ke Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, dan butuh upaya ekstra dari aparat penegak hukum termasuk DJBC," ujarnya.

Menurut Haryo, penyalahgunaan napza telah bersifat transnasional dan dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang rapi, dengan jaringan organisasi yang luas.

"DJBC akan terus berupaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam membendung masuknya penyelundupan napza, serta bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya seperti Badan Narkotika Nasional dan Kepolisian Republik Indonesia," ungkap Haryo.

Sistematis
Di tempat terpisah, Ketua DPP Granat Henry Yosodiningrat menyebut upaya pengedaran narkoba di Tanah Air yang dilakukan sindikat dari luar negeri terbukti sangat sistematis dengan merekrut banyak WNI sebagai kurirnya.

"Memang kondisi kita sekarang sedang digempur dengan cara-cara yang sistematis. Ya paling mudah memang rekrut anak-anak kita. Itu menunjukkan betapa mereka sangat sistematis," kata dia.

Anggota Komisi III DPR Fraksi PDI Perjuangan itu menjelaskan itu termasuk perekrutan perempuan karena dinilai sangat lugu dan dijanjikan akan dinikahi. "Biasanya memang begitu dijanjiin nikah dulu lalu diminta mengantarkan barang haram tersebut. Mereka memanfaatkan keluguan perempuan Indonesia juga," jelas Henry.

Karena itu, dalam rangka penegakan hukum, harus betul-betul diperhatikan apakah kurir-kuris tersebut memang melakukan dengan sadar atau dengan keluguan mereka tidak tahu konsekuensi dari pekerjaan mereka.

"Karena saya yakin banyak yang terjebak dan bahkan terkunci di situ sehingga terpaksa mereka melakukan. Nah kalau yang begini, berarti harus hati-hati hukumannya. Tidak asal hukuman mati, tetapi hukuman yang sifatnya peringatan," kata Henry.

Beda halnya jika kurir tersebut memang melakukan dengan sadar dan punya niat. "Ini harus dihukum mati biarpun WNI," tegasnya. (Ths/J-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya