Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ini Beda Pendapat Psikolog Kubu Jessica dan Jaksa

Arga Sumantri
20/9/2016 09:54
Ini Beda Pendapat Psikolog Kubu Jessica dan Jaksa
(Saksi Ahli Psikologi UI Dewi Taviana memberi keterangan terkait kasus kematian Mirna Wayan Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (19/9). -- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

AGUS Mauludi jadi saksi terakhir dalam sidang ke-22 kasus kematian Wayan Mirna. Dia merupakan ahli psikologi Universitas Indonesia yang dihadirkan tim penasehat hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso.

Pemaparan Agus tidak jauh berbeda dengan saksi ahli psikologi yang pertama dihadirkan, Dewi Taviana Walida. Dalam kesaksiannya, Agus lebih banyak membedah metodologi keilmuwan psikologi, dalam kaitannya dengan tindak pidana.

Namun, ada yang menarik perhatian dari pendapat Agus. Dia tidak sepakat dengan pendapat ahli psikologi yang pernah dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Sarlito Wirawan dan Antonia Ratih Andjayani. Utamanya, soal perilaku Jessica yang dinilai tidak lazim saat menunggu Mirna di Kafe Olivier.

Dalam kesaksian Sarlito dan Ratih yang dibacakan tim kuasa hukum, menyebutkan perilaku Jessica tidak umum selama menunggu Mirna. Pengamatan dua ahli psikologi jaksa itu menyimpulkan, Jessica tampak gelisah dan cemas.

Baik Sarlito maupun Ratih menyatakan, lazimnya, orang seusia Jessica lebih sibuk dengan gadgetnya ketika menunggu seseorang.

Pengacara Jessica Otto Hasibuan, lantas menceritakan kronologis kondisi pada waktu itu, 6 Januari 2016.

Menurut Otto, Jessica dan Mirna, juga dua rekannya lainnya janjian bertemu di Kafe Olivier. Dari percakapan Jessica dan Mirna di aplikasi pesan singkat diketahui kalau Jessica sempat menanyakan jam berapa kira-kira Mirna tiba di kafe.

"Di WhatsApp, Mirna menyatakan tiba kira-kira jam 16.00 WIB," ucap Otto di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (19/9).

Namun nyatanya, Mirna datang rada molor dari jam yang disebutkannya pada Jessica. Sehingga, Otto menyebut, kalaupun Jessica disebut cemas, itu lebih karena menunggu Mirna yang mestinya sudah datang, tapi nyatanya tak kunjung tiba.

"Artinya dalam kondisi semacam itu, ya tidak ada yang aneh menurut saya, Karena (Jessica) menunggu. Dari survei manapun kalau ada orang yang menunggu enggak ada yang tenang kok, orang nunggu gajian juga enggak ada yang tenang. Orang enggak enak kok," ungkap Agus. (MTVN/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya