Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
AHLI patologi anatomi Universitas Hasanuddin Makassar, Gatot Susilo Lawrence, yang dihadirkan tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso berpendapat bakteri post-mortem di dalam tubuh Wayan Mirna Salihin bisa menghasilkan siandia.
"Bakteri post-mortem (pascakematian) yang dapat menghasilkan sianida. Kalau 0,2 miligram terlalu sedikit," kata Gatot dalam lanjutan sidang kasus kematian Mirna di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9) malam.
"Darah kalau didiamkan bisa jadi sianida tidak? Bisa," lanjut Gatot.
Selain itu, Gatot menambahkan barang bukti berupa cairan lambung 70 menit setelah Mirna meninggal lebih bisa dipercaya ketimbang sianida yang ditemukan setelah tiga hari kematian Mirna.
"Lebih reliable, lebih fresh, kontaminasi tidak ada. Itu penting, 70 menit kita lakukan pengambilan sampel lebih reliable, lebih dapat dipercaya," kata Gatot.
Lebih lanjut, Gatot menyayangkan tidakan pengawetan yang dilakukan terhadap Mirna karena memungkinkan adanya kontaminasi organ tubuh dari formalin dan cairan lainnya.
"Dalam kasus ini banyak sekali kontaminasi, mestinya kalau meninggal karena racun jangan di-enbalming (diawetkan)" ucap Gatot.
Hingga berita ini diturunkan, sidang ke-20 perkara tewasnya Mirna dengan terdakwa Jessica masih digelar di PN Jakpus. Jaksa mendakwa Jessica dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved