Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bekasi menggelar sayembara desain penataan Pasar Proyek. Semua kalangan diperkenankan mengikuti sayembara tersebut dengan total hadiah Rp210 juta. Sayembara sudah dibuka sejak awal September hingga 27 Oktober 2016.
Kepala Seksi Penatagunaan Lahan Dinas Tata Kota Bekasi Johan Budi menjelaskan alasan digelarnya sayembara itu ialah keinginan menjadikan Pasar Proyek sebagai tempat wisata yang menyajikan nuansa Bekasi tempo dulu.
“Pada akhirnya, Pasar Proyek bisa jadi ikon Bekasi. Menjadi tempat nongkrong, belanja, makan, dan lainnya,” ujar Johan kepada Media Indonesia, Rabu (14/9).
Alasan lainnya, ungkap Johan, dengan diadakannya sayembara tersebut, aspirasi masyarakat untuk Pasar Proyek diharapkan terpenuhi. Johan mengkawatirkan, jika melalui konsultan, keinginan masyarakat tidak diakomodasi. Selain itu, hasil desain dari konsultan membuka peluang menjadi bahan kritik dari para sejarawan dan budayawan Kota Bekasi.
Kawasan Pasar Proyek yang memiliki luas sekitar 160 ribu meter persegi saat ini hanya berupa ruko lama. Di sana, terdapat aneka pedagang yang berjualan mulai alat elektronik, busana, obat, makanan, dan perabotan. Ada satu gedung modern di antara ruko-ruko lama itu, yakni Bekasi Junction yang hadir sejak lima tahun silam.
Keberadaan Pasar Modern Bekasi Junction belum menyatu dengan Pasar Proyek dengan kumpulan pedagang tradisional. Konsep perpaduan modern dan tradisional harus seimbang.
Pemicu kemacetan
Pasar Proyek dengan kondisi seperti sekarang membutuhkan penataan yang menyeluruh. Keberadaan pedagang kaki lima yang membludak menimbulkan kemacetan di sana. Belum lagi banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan di kawasan itu sehingga penyebab kemacetan. Khususnya, lalu lintas di Jalan H Djuanda, Jalan Agus Salim, dan Jalan Mayor Oking di kawasan Pasar Proyek.
Dalam sayembara penataan Pasar Proyek, Johan menjelaskan, tujuannya tidak semata-mata mendesain bentuk bangunan pasar yang modern, tapi juga bagaimana konsep penataan arus lalu lintas di kawasan tersebut. Seperti contoh, bagaimana trotoarnya, di mana saja para pedagang kaki lima ditempatkan, dan bagaimana kawasan yang khusus untuk pejalan kaki. “Sebenarnya sih tidak boleh ada pedagang kali lima, tapi kalau bisa ditata, itu diharapkan bisa jadi solusi,” katanya.
Konsep yang menang, lanjut Johan, nantinya ditindaklanjuti satuan kerja Pemkot Bekasi setelah ada keputusan atau peraturan wali kota, misalnya untuk lalu lintas, menjadi tugas dinas perhubungan dan kepolisian. Selain itu, pembangunan trotoar diserahkan ke dinas bina marga dan tata air. Penataan pun dilakukan bertahap, disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Secara terpisah, sejarawan Bekasi Ali Andri mengatakan Pasar Proyek sudah sejak lama jadi tempat berkumpulnya berbagai etnis, mulai dari Jawa, Sunda, hingga Tiongkok dan Eropa. Karena itu, para peserta lomba sebaiknya bisa mengedepankan konsep yang menonjolkan unsur pluralitas.
Selain itu, kawasan Pasar Proyek juga dulunya sering jadi tempat tatap muka para pejuang, aktivis, dan kaum cendekiawan. “Bekasi itu terkenal sebagai Kota Patriot. Pertempuran sering terjadi pada 1945-1950 di Bekasi saat era kemerdekaan. Jadi, tema-tema perjuangan juga harus dimasukkan ke konsep penataan,” kata Ali.
Satu hal yang diwanti-wanti Ali ialah agar penataan Pasar Proyek tidak melupakan para pedagang yang telah lama berjualan di sana, karena kawasan itu sejak dulu dikenal sebagai pasar tradisional. Pemerintah disarankan memfasilitasi para pedagang. “Modern boleh, tapi akomodasi juga para pedagang lama,” pesannya. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved