Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Aman Bertransaksi dengan Kata Sandi

12/8/2016 04:50
Aman Bertransaksi dengan Kata Sandi
(ANTARA FOTO/Lucky R)

AKAL bulus bandar dan pengedar narkoba itu beragam cara. Meminjam istilah tagline sebuah produsen motor, ‘selalu yang terdepan’ jika dibandingkan dengan aparat penegak hukum. Modus penyelundupan selalu dicari yang terkini, begitu pun dengan komunikasi saat melakukan transaksi. Tidak mungkin, misalnya, pengedar menawarkan dengan kalimat jelas. “Elo mau ganja berapa banyak?” ujar An, 29, pengedar narkoba, kepada Media Indonesia, Kamis (11/8). Jika kalimat terlalu vulgar, bukan uang yang didapat, melainkan hotel prodeo ganjarannya. Menurut An, kalangan pengguna narkoba memiliki bahasa sendiri. Mulai jenis narkoba, satuan atau beratnya, hingga saat mengonsumsi barang laknat tersebut. “Bahasa sandi itu biasanya setiap wilayah beda-beda. Lalu skala besar kecilnya (peredaran narkoba) juga beda-beda,” ujar An, sembari jemarinya melinting ganja. Untuk jenis narkoba, ia menjelaskan penggunaan jenis ganja biasa diberi nama sandi kayu atau hijau. Namun, tidak selalu disebut kayu. Ada ciri khas narkoba jenis ganja sehingga tidak disebut kayu. “Ada juga yang sebut ganja itu pocong karena bentuknya mirip pocong saat dilinting (gulung atau dilipat sebelum diisap).

Lalu untuk sabu itu bisa disebut si putih karena warnanya,” ungkap An. Nah, untuk penggunaan istilah jumlah narkoba juga ada sandinya sendiri. Biasanya untuk ukuran gram disebut ji. “Si putih, ya, 2 ji, artinya beli sabu paket 2 gram. Lalu untuk ganja itu biasanya ada istilah pahe (paket hemat), daun ganja yang bisa dilinting bisa sampai empat atau lima linting. Harganya Rp50 ribu,” terang An. Sandi yang digunakan jika ada polisi pun ada. Biasanya para pengedar menyebutnya pokis. Informan polisi biasa disebut cepu. “Cepu atau pokis itu sudah banyak dikenal. Tapi ada satu daerah yang sebut polisi itu lalat ijo,” ujarnya sembari tertawa. An mengungkapkan masih ada di Jakarta kawasan atau kampung yang masih bebas bertransaksi narkoba. Sandi atau kode daerah itu disebut Texas. Bahkan, mereka sekaligus bisa memakai narkoba di lokasi tersebut. Di dalamnya, ada beberapa sandi yang digunakan saat di wilayah itu sedang digelar pesta narkoba. “Di Texas, seperti di satu wilayah di Bambu Kuning, Cengkareng. Kalau ada yang bilang ‘Bos lagi dokterin’. Itu maksudnya ada pasien (pengguna) sedang mengonsumsi narkoba,” jelasnya.
(Akmal Fauzi/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya