INISIATIF SMP Bina Bangsa Sejahtera (BBS) mengembangkan pendidikan lingkungan dan urban farming menjadi bagian dari misi sekolah untuk mewujudkan green school sekaligus upaya membangun karakter siswa peduli lingkungan dan pertanian. Sekolah juga memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan.
"Kami mendorong sekolah hijau, tetapi apa ujungnya? Kalau hanya pohon ya bagaimana? Akhirnya kami buat kebun ini. Anak anak jadi bisa belajar mengelola sampah, mengelola kebun. Harapannya mereka punya kesadaran dan karakter hijau. Artinya peduli lingkungan sekitarnya, tidak merusak, tetapi memeliharanya," jelas Syabar Suwadirman, Kepala Sekolah SMP IT BBS, dalam dialog interaktif bertema Pemuda dan Lingkungan: Memberi Ruang Berekspresi Melalui Lahan Produktif di Sekolah untuk memperingati hari pangan yang digelar Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama Yayasan Bina Bangsa Sejahtera Bogor dan RRI Pro 2 Bogor.
Acara yang disiarkan secara langsung di Pro 2 FM RRI Bogor itu dilakukan di gedung SMP Bina Bangsa Sejahtera (BBS) dan lebih dari 50 orang yang terdiri dari siswa, kelompok pegiat lingkungan, orangtua siswa, dan para guru serta pengurus. Berbagai kegiatan lingkungan yang ada di SMPIT BBS meliputi pembuatan kebun di lingkungan sekolah yang berisi tanaman sayur, tanaman buah, hingga budi daya ikan lele dalam ember. Para siswa dan tenaga pengajar juga melakukan budi daya maggot sebagai pakan dari ikan lele yang dibudidayakan. Para siswa juga melakukan pembuatan eco brick dan eco-printing untuk memanfaatkan sampah di lingkungan sekolah.
Terkait kegiatan tersebut, siswi SMP IT BBS, Ranzi, mengungkapkan dirinya tertarik ikut di kegiatan lingkungan karena ingin belajar hal baru dan bentuk kepeduliannya pada lingkungan. Selain itu melalui kegiatan ini dirinya dapat berekspresi lebih banyak daripada berdiam diri di rumah main gadget. "Saya sering ke sekolah pas hari libur untuk ngasih makan maggot. Saya suka magot dan kasihan kalau tidak dikasih makan pas libur sekolah. Kan maggotnya bisa kita kasih makan ke lele. Kotorannya kita jadikan pupuk tanaman. Jadi maggotnya perlu dijaga dan dikasih makan yang cukup biar ada manfaat ke yang lain," terang Ranzi.
Inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh para siswa dan pengajar di SMA dan SMP BBS, merupakan langkah awal yang baik. Tidak hanya melestarikan lingkungan an mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi upaya itu juga menumbuhkan ketahanan pangan. Kegiatan semacam ini perlu terus dikembangkan untuk menjawab tantangan pemenuhan pangan.
Koordinator Nasional KRKP Said Abdullah mengatakan dialog interaktif yang dilakukan di sekolah ini bertujuan mengajak semua pihak terutama siswa untuk peduli pangan. Memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan bisa dilakukan siapa pun baik masyarakat di desa maupun perkotaan. Masyarakat sekolah menjadi komponen penting untuk memperkuat ketahanan pangan. "Di sekolah BBS kita bisa melihat bagaimana upaya penguatan kesadaran dan perilaku peduli pangan dilakukan. Siswa diajak untuk melakukan inovasi, memanfaatkan lahan produktif di sekolah untuk menanam aneka tanaman pangan. Hal ini sangat bagus dan perlu dikembangkan di banyak sekolah lain," terang Said.
Plt Ketua Yayasan Bina Bangsa Sejahtera Bogor, Wawan Sukmawan, mengungkapkan kegembiraannya atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Wawan menilai acara hari ini cocok dengan yang digagas, yaitu ketahanan pangan. Selain itu ada pameran dari yang diproduksi oleh siswa sehingga ada interaksi. Ia berharap kegiatan lingkungan yang ada di BBS bisa diperluas di Bogor, provinsi, maupun nasional.
"Kita tahu saat ini persoalan pangan dan pertanian dihadapkan pada tekanan perubahan iklim dan juga krisis yang dipicu oleh ketidakstabilan produksi dan distribusi pangan global. Peningkatan produksi pangan dalam negeri perlu dilakukan. Pemanfaatan lahan sempit melalui urban farming di sekolah juga bisa menjadi bagian penting menghadapi persoalan pangan yang ada," pungkas Said. (RO/OL-14)