Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
KAWASAN Monumen Nasional (Monas) yang terlihat cantik, terutama di malam hari, menarik minat warga untuk berkunjung.
Tidak menghe-rankan bila sejak beroperasi hingga tengah malam, banyak pengunjung yang datang ke sana.
Namun, di sisi lain, cerita masa lalu tentang tempat wisata ikon Ibu Kota tersebut masih menghatui sebagian warga.
Di kepala mereka, ada sederet cerita negatif yang menahan langkah untuk berkunjung ke Monas.
Seperti diakui Laily, 36, warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Menurutnya, setiap kali mendengar kata Monas, yang langsung terbayang adalah tugu berujung emas yang di sekitarnya penuh pedagang kaki lima dan pasangan yang berpacaran.
"Memang saya sudah mendengar kabar Monas buka sampai malam. Tapi, saya belum ingin ke sana, meskipun lebih bagus. Sebab, jalan-jalan di Monas pada malam hari tidak ada manfaatnya juga buat anak-anak saya yang masih kecil," katanya, beberapa waktu lalu.
Sebab, saat beberapa kali berkunjung ke sana, banyak pasangan yang berpacaran dan berlaku kurang sopan di muka umum.
Oleh karena itu, ia tidak ingin pemandangan itu terlihat anak-anaknya.
"Karena dahulu Monas kan terkenal sebagai tempat mojok. Itu dahulu. Semoga sekarang tidak seperti itu lagi," ujarnya.
Kendati kelak bakal membawa keluarga untuk berkunjung ke kawasan tersebut, tambah Laily, ia tetap akan datang pada pagi atau sore hari.
Hal lain yang membuat pengunjung kurang nyaman saat berwisata ke Monas ialah banyaknya pedagang kaki lima dan pengamen.
Menurut Fitri Suciati, 31, warga Joglo, Jakarta Barat, kedua hal itu memberinya pengalaman kurang enak.
Para pedagang liar maupun pengamen, menurut penilaiannya, mencari uang dengan cara memaksa.
"Pedagang minuman, misalnya. Kadang ada yang menaruh minuman dagangannya di dekat pengunjung, termasuk saya. Terus mereka minta uang. Pengamen sama saja seperti yang banyak di jalanan. Saya sudah minta maaf, tetap saja ia nyanyi sampai dikasih uang," keluhnya.
Bayangan kondisi kawasan Monas di masa lalu itu, tambah Fitri, sulit dihilang-kan dari benaknya.
Padahal ia juga telah membaca berita tentang pengelola kawasan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terus membenahi lokasi tersebut, termasuk menertibkan pedagang liar.
Ia juga belum yakin aksi kejahatan di kawasan itu akan berkurang, kendati personel pengamanan dalam dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berjaga.
Apalagi, dari pemberitaan media massa di masa lalu, pernah terungkap adanya petugas yang terlibat pemerasan terhadap pengunjung. (DA/J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved